KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pekan lalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga dapat terjadi pada tahun 2023 dan pengurangan likuiditas atau tapering off yang akan dilakukan. Adanya isu tersebut, membuat gejolak di pasar global, tak terkecuali pasar reksadana. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan, dampak dari tapering biasanya akan terlihat dari aliran uang ke emerging market, dan fluktuasi pasar, itupun akan terjadi jika komunikasinya tidak dilakukan dengan baik, dan likuiditas berkurang drastis. Rudiyanto menilai, saat ini likuiditas sedang baik dan cenderung tinggi, baik itu di AS, maupun di Indonesia. Hal ini terlihat dari terus meningkatnya dana masyarakat di perbankan dan kepemilikan terhadap surat utang negara. Sehingga, saat ini dampaknya hanya akan terjadi pada fluktuasi harga.
Momentum koreksi di pasar modal dapat dimanfaatkan untuk masuk ke reksadana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pekan lalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga dapat terjadi pada tahun 2023 dan pengurangan likuiditas atau tapering off yang akan dilakukan. Adanya isu tersebut, membuat gejolak di pasar global, tak terkecuali pasar reksadana. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan, dampak dari tapering biasanya akan terlihat dari aliran uang ke emerging market, dan fluktuasi pasar, itupun akan terjadi jika komunikasinya tidak dilakukan dengan baik, dan likuiditas berkurang drastis. Rudiyanto menilai, saat ini likuiditas sedang baik dan cenderung tinggi, baik itu di AS, maupun di Indonesia. Hal ini terlihat dari terus meningkatnya dana masyarakat di perbankan dan kepemilikan terhadap surat utang negara. Sehingga, saat ini dampaknya hanya akan terjadi pada fluktuasi harga.