Momentum Lebaran Jadi Penyokong Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2022



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 mencapai 5,44% secara tahunan (year on year/yoy). Pencapaian ini melanjutkan pertumbuhan positif pada kuartal I-2022 yang sebesar 5,01% yoy.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto, mengatakan, momentum musiman seperti adanya lebaran menjadi faktor utama pendorong kenaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022.

Terlebih lagi pada situasi lebaran tahun ini yang mencatatkan rekor mudik terbesar yang melampaui mudik pada tahun 2019.


"Jadi bisa dikatakan lebaran adalah penyelamat perekonomian di Kuartal II-2022, karena momentum kemarin yang di mana ada lebaran, terus masyarakat diizinkan untuk mudik dan bahkan mudiknya itu menjadi yang terbesar," ujar Eko dalam Konferensi Pers INDEF, Minggu (7/8).

Baca Juga: Airlangga Hartarto Sebut Kenaikan Harga Tiket Pesawat Hambat Sektor Pariwisata

Selain itu, pemerintah juga memperpanjang periode lebaran 2022, sehingga hal tersebut juga mendorong peningkatan konsumsi di masa liburan.

Hal ini terlihat jelas dari kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022, di mana sektor konsumsi rumah tangga sebagai salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mampu tumbuh 5,51% yoy, atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal I-2022 yang hanya sebesar 4,34% yoy.

Dari sisi produk domestik bruto (PDB) sektoral, Eko mengatakan bahwa lebaran yang terjadi di periode kuartal II-2022 juga mengakselerasi kinerja pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan yang mencapai 21,27% yoy.

Angka ini lebih tinggi dari laju Kuartal I-2022 yang hanya sebesar 15,79%. Selain itu, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum juga mengalami pertumbuhan sebesar 9,76% yoy di kuartal II-2022.

Namun Eko menilai, ketiadaan momentum hari besar keagamaan seperti lebaran 2022 pada kuartal III-2022 kan beresiko membuat laju konsumsi rumah tangga melambat.

Baca Juga: BI Catat Penurunan Harga pada Pekan Pertama Bulan Agutus 2022

Sehingga apabila pencapaian kuartal II-2022 yang sebesar 5,44% dapat dipertahankan di kuartal III-2022, maka itu termasuk pencapaian yang bagus.

"Kemewahan-kemewahan itu tidak akan ada di kuartal III-2022. Sehingga kemudian kalau kita bisa pertahankan 5,44% itu saja menurut saya sudah sangat bagus," katanya.

Tidak hanya itu, Eko melihat tekanan inflasi di kuartal III-2022 juga akan semakin meningkat yang mulai berdampak pada tergerusnya daya beli masyarakat.

Oleh karena itu, sangat penting menurutnya bagi pemerintah untuk setidaknya mampu menjaga daya beli bertahan di laju lima persenan agar ekonomi pada kuartal III-2022 tidak mengalami penurunan kinerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli