KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri minuman alkohol menyambut momentum Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) dan optimistis permintaan akan meningkat dibandingkan tahun lalu. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir dan Distributor Minuman Indonesia (APIDMI) Ipung Nimpuno menyatakan permintaan minuman alkohol di akhir tahun ini sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan saat pandemi. Sebetulnya tidak hanya di akhir tahun saja, Ipung menyampaikan, di pertengahan tahun ini permintaan minuman alkohol sudah lebih baik. Kondisi permintaan alkohol sudah pulih 80%-90% dibandingkan tahun saat pandemi. Hal ini didorong tidak adanya lagi pembatasan mobilitas masyarakat dan dibukanya tempat wisata.
Baca Juga: Dua Produsen Minuman Beralkohol Siap IPO, Ini Kata Analis “Kalau bisnis impor minuman alkohol kan tergantung dari tempat hiburan, objek pariwisata. Saat ini outlet sudah buka lebih leluasa dan pergerakan masyarakat relatif lebih bebas,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (23/12). Permintaan minuman alkohol, diakui Ipung, akan naik signifikan di area tertentu seperti Bali dan Jakarta. Di Bali, permintaan bisa naik dua kali lipat karena banyak didatangi turis. Perihal prospek bisnis di tahun depan, Ipung agak khawatir dengan suasana tahun politik yang biasanya dibarengi dengan kondisi keamanan yang kurang baik. Dia berharap agar pemerintah menjaga kondisi agar suasana tetap aman. Produsen minuman alkohol dalam negeri, PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk melihat prospek bisnis di akhir tahun dan tahun depan masih sangat baik. Direktur Utama Jobubu Jarum Minahasa Audy Lieke menyatakan, meredanya pandemi Covid-19 membuat frekuensi penerbangan antar kota sudah meningkat meski belum pulih sepenuhnya. Hal ini menjadi sinyal baik terhadap peningkatan aktivitas pariwisata. Sejalan dengan itu, Audy optimistis prospek bisnis minuman alkohol secara umum menunjukkan tren peningkatan. “Sejauh ini kami melihat tren permintaan meningkat diharapkan bisa lebih tinggi lagi. Kami optimistis ada peluang,” jelasnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (21/12). Presiden Komisaris Jobubu Jarum Minahasa, Nicho Lieke menjelaskan permintaan minuman alkohol di akhir tahun bisa naik tiga kali lipat dibandingkan bulan biasa. Nicho menyatakan, secara fundamental bisnis Jobubu berbeda dari perusahaan lain karena pihaknya mendapatkan izin produksi full spectrum atau untuk kelas A, B, C. Saat ini Jobubu telah memproduksi tiga produk yakni Cap Tikus 1978 (golongan C), Daebak Soju (Golongan B). Di tahun depan Jobubu akan memproduksi Daebak Spark (Golongan A). Melihat kondisi terkini, Nicho yakin penjualan alkohol Jobubu akan meningkat dibandingkan tahun -tahun sebelumnya.
Baca Juga: Segera IPO, Jobubu Jarum (BEER) Bakal Kerek Kapasitas Produksi Hingga 5 Kali Lipat Di tahun depan, Jobubu berencana untuk melaksanakan aksi korporasi
Initial Public Offering (IPO) dengan menerbitkan sebanyak-banyakan 800 juta saham baru atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun saham ini akan dilepas di kisaran harga Rp 200 sampai Rp 220 setiap saham sehingga Jobubu akan meraih dana segar Rp 160 miliar hingga Rp 176 miliar. Hasil dana IPO sebagian akan digunakan untuk mengerek kapasitas produksi hingga 5 kali lipat dari yang saat ini 1 juta liter pertahun akan menjadi 6 juta liter pertahun di 2024 mendatang. PT Multi Bintang Indonesia Tbk (
MLBI) juga melihat prospek bisnis yang gurih di akhir tahun ini. “Libur akhir tahun menjadi periode musiman yang biasanya mendatangkan dampak positif bagi bisnis Perusahaan,” ujar Presiden Direktur Multi Bintang Indonesia, Rene Sanchez Valle beberapa waktu lalu. Rene menyampaikan, peluang bisnis yang baik ini tidak hanya terjadi di akhir tahun saja tetapi akan belanjut di tahun depan. Dia bilang, apa yang dilakukan MLBI sejak tahun lalu untuk memastikan
brand-nya berada dalam posisi yang kuat untuk terus tumbuh dan berkinerja dengan baik.
Pada 2021 kinerja minuman non-alkohol MLBI mengungguli minuman alkohol. Namun tahun 2022 justru terjadi sebaliknya. Untuk memulihkan bisnis dengan cepat, pendapatan per hektoliter MLBI dari alkohol lebih tinggi karena pricing. Tahun ini investasi MLBI lebih banyak pada portofolio alkohol karena pihaknya mendapat keuntungan dalam investasi yang lebih baik. Namun, ke depannya MLBI akan terus berinvestasi pada minuman non-alkohol yang merupakan kategori baru di pasar. Sampai dengan akhir September 2022, penjualan bersih MLBI tumbuh 26% secara tahunan menjadi Rp 2,1 triliun. Di saat yang sama, laba bersih perusahaan ini melesat 47% secara tahunan menjadi Rp 606 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi