KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mandiri Sekuritas menilai saat ini adalah waktu yang tepat untuk menerbitkan obligasi global. Pasalnya, stimulus bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve yang menurunkan suku bunga menjadi 0% membuat likuiditas global tergolong tinggi. Alhasil, obligasi yang memiliki tingkat investasi dan yield yang tinggi akan menjadi pilihan menarik bagi pelaku pasar. Direktur Utama Mandiri Sekuritas Dannif Danusaputro juga meyakini, obligasi global dari Indonesia banyak diminati investor asing. Alasannya, investor global menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif baik dibandingkan dengan negara-negara lain karena penggerak ekonomi lebih banyak dari domestik. "Hal ini diikuti dengan terjaganya inflasi dan defisit neraca transaksi berjalan yang menyebabkan nilai tukar rupiah relatif stabil sekarang," kata Dannif dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/6). Investor juga merespons positif rencana pemerintah yang menargetkan defisit fiskal anggaran dapat kembali menjadi -3% dari pertumbuhan ekonomi pada 2023.
Momentum penerbitan obligasi global dimulai, berikut faktor pendukungnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mandiri Sekuritas menilai saat ini adalah waktu yang tepat untuk menerbitkan obligasi global. Pasalnya, stimulus bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve yang menurunkan suku bunga menjadi 0% membuat likuiditas global tergolong tinggi. Alhasil, obligasi yang memiliki tingkat investasi dan yield yang tinggi akan menjadi pilihan menarik bagi pelaku pasar. Direktur Utama Mandiri Sekuritas Dannif Danusaputro juga meyakini, obligasi global dari Indonesia banyak diminati investor asing. Alasannya, investor global menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif baik dibandingkan dengan negara-negara lain karena penggerak ekonomi lebih banyak dari domestik. "Hal ini diikuti dengan terjaganya inflasi dan defisit neraca transaksi berjalan yang menyebabkan nilai tukar rupiah relatif stabil sekarang," kata Dannif dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/6). Investor juga merespons positif rencana pemerintah yang menargetkan defisit fiskal anggaran dapat kembali menjadi -3% dari pertumbuhan ekonomi pada 2023.