Momentum Ramadan Akan Dimanfaatkan Industri Fintech



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri financial technolgy turut memanfaatkan momentum bulan Ramadan. Momentum Ramadan juga menjadi peluang besar bagi mereka untuk meningkatkan pembiayaan bagi UMKM.

Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Triyono Gani mengatakan, momentum Ramadan tampaknya akan dimanfaatkan fintech.

"Karena banyak permintaan pembelian barang," kata Triyono saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (24/3).


Baca Juga: Catat Kenaikan Laba, Industri Fintech Diproyeksi Bakal Cerah Tahun Ini

Co-Founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono mengatakan, momentum Ramadan menjadi peluang yang baik dalam memaksimalkan kinerja fintech lending, di mana UMKM memiliki kecenderungan untuk meningkatkan sale di bulan Ramadan.

"Hal ini juga menjadi momen penting dalam meningkatkan pembiayaan bagi UMKM dengan menciptakan berbagai program dan inisiatif yang dapat mendukung pelaku usaha mikro di bulan Ramadan," ujarnya.

Sementara itu, Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, Modalku masih akan terus mendukung para UMKM, khususnya di saat ramadan ini. Modalku menawarkan solusi bagi para UMKM yang membutuhkan tambahan modal untuk menambah stok barang melalui produk-produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan UMKM.

"Di samping itu, promo selama Ramadan juga dijalankan untuk meningkatkan ketertarikan calon pengguna Modalku," tambahnya.

Baca Juga: Fintech Mulai Mencatatkan Keuntungan

Co-Founder dan CEO Akseleran Ivan Nikolas Tambunan berpandangan, terkait Ramadan, biasanya yang meningkat signifikan itu pemain fintech lending konsumtif, karena banyak masyarakat luas yang meningkatkan konsumsinya terkait lebaran, seperti beli hadiah atau pakaian lebaran, mudik, makanan dan kue kering dll, jadi butuh pinjaman untuk membiayai konsumsi tersebut.

Ivan menambahkan, untuk fintech lending produktif kenaikannya biasanya tidak terlalu signifikan, karena walaupun kebutuhan modal kerja UKM meningkat sehubungan pemenuhan order terkait lebaran yang meningkat, namun di saat yang sama ada banyak hari libur sehingga hari kerja efektif menjadi berkurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .