JAKARTA. Euro terseok-seok selama empat tahun terakhir. Itulah periode Benua Biru terbekap krisis finansial global, tahun 2008 silam. Belakangan, tekanan terhadap euro semakin besar, seiring kuatnya isu kemungkinan Yunani keluar dari Zona Euro. Pairing EUR/USD terbenam 0,1% hingga 1,2769, Senin (21/5). Berpasangan dengan poundsterling Inggris, euro melemah 0,08% ke posisi 0,8074. Euro hanya sedikit unggul berpasangan dengan yen di level 101,1900. Para pelaku pasar saat ini menilai, jika Yunani sungguh keluar dari Uni Eropa, maka nilai euro sulit dipertahankan di atas nilai rata-rata jangka panjangnya.
Rata-rata harga EUR/USD hingga akhir tahun ini, berdasarkan perkiraan 10 hedge fund terbesar, berkisar 1,28. Deutsche Bank memperkirakan pairing EUR/USD akan jatuh ke 1,25, Juni nanti, sebelum melompat lagi ke kisaran 1,3 pada akhir 2012. "Ketakutan terbesar pasar saat ini adalah ketika satu negara keluar, itu tidaklah menjadi yang terakhir," ujar Alan Ruskin, Head of Group Foreign-Exchange Strategy di New York, seperti dikutip Bloomberg, kemarin. UBS AG paling pesimistis dengan memproyeksikan EUR/USD berada di level 1,15. Adapun Citigroup memperkirakan, pairing tersebut akan meluncur ke 1,25, akhir tahun ini. Sedang HSBC Holdings optimistis EUR/USD bisa di level 1,44, atau bahkan bisa ke 1,45, di kuartal I-2013.