Moncer, Bank Mandiri Cetak Laba Naik 5,22% di Semester I-2024



 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menutup semester I-2024 dengan kinerja yang cukup baik. Bank berlogo pita emas tersebut mencatat kenaikan laba bersih konsolidasian sekitar 5,22% secara tahunan (YoY) pada periode tersebut.

Mengutip laporan publikasi (31/7), Bank Mandiri telah membukukan laba bersih senilai Rp 26,55 triliun di semester I-2024. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun lalu, laba Bank Mandiri tercatat Rp 25,23 triliun.

Adapun, salah satu penopang pertumbuhan laba tersebut adalah adanya kenaikan pendapatan bunga bersih mencapai Rp 49,08 triliun atau naik 3,75% YoY. Di mana, pertumbuhan masih didapat kala beban bunga melonjak 37,07% YoY menjadi Rp 23,14 triliun di semester I-2024.


Di sisi lain, kinerja bank berkode emiten BMRI tersebut juga ditopang oleh menurunnya biaya pencadangan saat beberapa bank besar lainnya menaikkan pos tersebut. Biaya pencadangan Bank Mandiri turun secara tahunan dari Rp 7,55 triliun menjadi Rp 6,91 triliun.

Baca Juga: Penyaluran KUR Bank Mandiri Capai Rp 19,33 Triliun, Mayoritas ke Sektor Pertanian

Hal tersebut diikuti oleh kualitas kredit yang membaik dengan NPL Gross melandai dari 1,53% menjadi 1,01%. Di mana, NPL Coverage dari Bank Mandiri tercatat cukup memadai dengan mencapai 292,63%.

Dari sisi fungsi intermediasi sendiri, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit signifikan mencapai 20,46% YoY menjadi Rp 1.532 triliun per Juni 2024. Pertumbuhan tersebut jauh di atas industri yang pada periode sama hanya tumbuh sekitar 12% YoY.

Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo pun mengungkapkan bahwa kinerja tersebut diraih berkat fokus pada kredit wholesale. Di mana, portofolio kredit wholesale dari Bank Mandiri juga memiliki kualitas kredit yang baik.

“Proses kami disiplin di dalam loan underwriting,” ujar Sigit, Selasa (30/7).

Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri juga cukup mampu mengimbangi pertumbuhan kredit, meski pertumbuhannya tak sekencang kredit yang disalurkan. Pertumbuhan DPK Bank Mandiri tercatat sekitar 15,45% YoY menjadi Rp 1.651 triliun.

Alhasil, likuiditas Bank Mandiri pun tercatat mengalami pengetatan. Itu tercermin dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) nya yang telah menyentuh 90,48%. Pada periode sama tahun lalu, LDR Bank Mandiri baru sekitar 85,68%.

 
BMRI Chart by TradingView

Sigit pun menyadari bahwa sampai saat ini likuiditas memang menjadi isu utama yang tak hanya terjadi di Bank Mandiri tapi juga secara industri. Namun, ia optimistis pertumbuhan DPK secara perlahan terlihat konsisten membaik.

“Kalau kita ingat di akhir tahun lalu itu hanya tumbuh sekitar 3% dan sekarang sudah di kisaran 7% hingga 8% kalau di industri. Jadi mulai terlihat ada perbaikan likuiditas,” ujar Sigit.

Ditambah, likuiditas ke depan juga bisa membaik jika The Fed mulai menurunkan suku bunga acuannya dan bisa diikuti oleh Bank Indonesia. Jika itu terjadi, ia melihat likuiditas akan jauh lebih baik.

Untungnya, Bank Mandiri memiliki rasio dana murah atau CASA yang cukup tinggi sehingga mampu menekan beban bunga. Di mana, rasio CASA bank pelat merah ini di Juni 2024 berada di level 75,01%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari