KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI cetak kenaikan kredit sebesar 11,7% menjadi Rp 727 triliun pada semester I-2024. Direktur Finance Novita Widya Anggraini mengatakan, akselerasi kredit ini dilakukan BNI dengan tetap mengedepankan asas kehati-hatian. Di mana, sumber pertumbuhan kredit datang dari segmen berisiko rendah yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, dan kredit konsumer, serta Perusahaan Anak. Pada periode Januari-Juni 2024, kredit segmen korporasi tumbuh 18,7% YoY menjadi Rp 403,1 triliun, yang berasal dari korporasi blue chip baik swasta maupun BUMN.
Di susul, segmen konsumer tumbuh 15,1% YoY menjadi Rp132,7 triliun, yang dikontribusikan terutama dari pertumbuhan personal loan dan kredit pemilikan rumah (mortgage). Penguatan peran dari anak usaha juga semakin kuat. Sinergi antar BNI Grup merupakan salah satu strategi utama untuk mendukung kinerja yang sustain. Baca Juga: Laba BNI Naik 3,8% Menjadi Rp 10,69 Triliun di Semester I-2024 Beberapa sinergi yang telah dilakukan adalah kerja sama joint financing antara BNI dan BNI Finance melalui produk kredit kendaraan bermotor (KKB), serta hibank sebagai future growth engine BNI pada segmen UKM dengan memanfaatkan ekosistem BNI Group. Novita menjelaskan, pertumbuhan kredit yang tinggi dilakukan di tengah relaksasi GWM yang diberikan oleh BI melalui insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM). Menurutnya, relaksasi GWM ini memberikan tambahan likuiditas yang dioptimalkan untuk mendukung penyaluran kredit sekaligus dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur DPK BNI, dengan cara mengurangi porsi dana institusi pada giro dan deposito, lalu menggantikannya dengan deposito retail atau perorangan yang lebih efisien dari sisi bunga. Hasilnya terlihat dari total DPK BNI yang tercatat tumbuh 1% YoY per Semester I-2024. Kenaikan ini didukung oleh pertumbuhan tabungan sebesar 4,3% YoY dan giro 1,1% YoY. Sementara, deposito BNI terkoreksi 2,6% pada semester I-2024. Hal ini mendorong rasio CASA terhadap DPK naik menjadi 70,7% dibandingkan setahun sebelumnya sebesar 69,6%.
BBNI Chart by TradingView