Mondelez rangkul 25.000 petani lewat Cacao Life



JAKARTA. Salah satu program Mondelez International, Cocoa Life di Indonesia hingga saat ini mampu merangkul lebih dari 25.000 petani kakao. Padahal, Program Cocoa Life baru dijalankan sejak 2013.

Andi Sitti Asmayanti, Director of Cocoa Life for South East Asia Mondelez International menjelaskan, tidak mudah untuk mencapai jumlah tersebut.

“Kami memulai dari petani-petani kecil.Pada tahapan awal pun, para petani harus percaya pada kami terlebih dahulu. Kami pun memilih petani yang benar-benar mau. Kalau petaninya tidak benar-benar fokus di Kakao, mau bagaimana pun tidak akan berhasil,” tutur Andi Sitti Asmayanti, Kamis (15/06).


Andi pun menjelaskan program ini tak hanya memberikan keuntungan pada Mondelez International, tetapi juga kepada keberlanjutan petani kakao di Indonesia. Menurut Andi, sebagai salah satu Industri yang berkecimpung di Industri produksi cokelat, Mondelez International memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan petani kakao.

Hingga akhir tahun lalu, dari 25.000 petani tersebut, Andi mengungkap sekitar 16.100 petani kakao termasuk dalam kategori petani yang berhasil. Mereka mampu menghasilkan mulai dari ratusan kg hingga 3,8 ton per hektarenya.

“Kita bicara tentang adopsi petaninya. Adopsi tidak sama di semua petani. Intervensi masuk, banyak yang mengadopsi dengan baik maka mereka bisa mendapat 2 sampai 3 ton per hektare,” jelas Andi.

Hingga saat ini, program Cocoa Life sudah dijalankan di 4 Provinsi, yakni di Lampung, Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Hingga 2022, Cocoa Life menargetkan mampu merangkul 50.000 petani kakao yang tersebar di 6 provinsi di Indonesia.

Asal tahu saja, Cocoa Life merupakan program kakao berkelanjutan yang memiliki siat holistik dan berpusat pada petani. Program ini difokuskan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Selain itu, Cococa life juga mendukung komunitas petani kakao dengan membantu upaya meningkatkan kualitas kehidupan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto