KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang ketat pasca kenaikan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (7DRR) sebanyak 50 basis poin menjadi 5,25% membawa dampak ke perekonomian. Efek pengetatan kebijakan moneter, target pertumbuhan ekonomi pemerintah pun lebih konservatif. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI tersebut akan tertransmisi pada perekonomian di tahun depan. “Kita lihat BI sudah naikkan suku bunga, ini pada akhirnya akan punya imbas ke pertumbuhan ekonomi,” kata Suahasil di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/7). Apalagi kondisi ekonomi global masih tak menentu karena volatilitasnya juga masih tinggi, ditambah lagi suku bunga The Fed masih akan naik lagi. "Tahun depan transmisinya sudah ada ke ekonomi. Jadi, lebih baik konservatif,” ujarnya.
Moneter ketat, target pertumbuhan ekonomi konservatif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang ketat pasca kenaikan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (7DRR) sebanyak 50 basis poin menjadi 5,25% membawa dampak ke perekonomian. Efek pengetatan kebijakan moneter, target pertumbuhan ekonomi pemerintah pun lebih konservatif. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI tersebut akan tertransmisi pada perekonomian di tahun depan. “Kita lihat BI sudah naikkan suku bunga, ini pada akhirnya akan punya imbas ke pertumbuhan ekonomi,” kata Suahasil di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/7). Apalagi kondisi ekonomi global masih tak menentu karena volatilitasnya juga masih tinggi, ditambah lagi suku bunga The Fed masih akan naik lagi. "Tahun depan transmisinya sudah ada ke ekonomi. Jadi, lebih baik konservatif,” ujarnya.