KONTAN.CO.ID - Isu food waste tidak hanya menyangkut soal lingkungan, tetapi sosial dan ekonomi. Hal ini terlihat dari fakta di lapangan bahwa banyak masyarakat yang sulit untuk membeli atau mendapat makanan layak. Padahal di berbagai kegiatan seperti pernikahan atau rapat besar, makanan sering terbuang. Hal ini menjadi perhatian bagi Kevin Gani, pendiri social enterprise bernama Garda Pangan yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur. Ia prihatin dengan makanan layak konsumsi yang terbuang percuma. Melalui melalui social enterprise miliknya, Kevin berusaha mendistribusikan makanan layak kepada masyarakat yang membutuhkan. Sehingga, dapat mengurangi sampah pangan dan memberikan kesetaraan pangan. “Jadi kita bukan menyelamatkan makanan sisa, tapi makanan berlebih. Kita bilang makanan berlebih karena makanan-makan ini masih sangat layak dikonsumsi,” ujar Kevin dalam Acara Money Fest 2024 di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, pada Jumat (24/11/2024).
Garda Pangan menyediakan dua layanan, yaitu pendistribusian dan pengolahan. Tujuannya agar tidak menumpuk di tempat pembuangan akhir atau TPA. Makanan yang berakhir di TPA hanya menjadi gas metana yang berbahaya untuk lingkungan dan masyarakat. Untuk itu, pria yang menerima apresiasi 15th SATU Indonesia Award 2024 bidang lingkungan dari Astra ini mengajak generasi muda berkontribusi untuk lingkungan. Generasi muda, sebagai agent of change, dapat melakukan berbagai agenda positif untuk lingkungan. Di Garda Pangan, banyak generasi muda yang aktif berkontribusi dengan ikut sebagai relawan internal dan dan relawan publik. Relawan ini bertugas menjadi food rescue untuk mengambil makanan berlebih yang berasal dari Hotel, Restaurant/Café, hingga resepsi pernikahan dan mendistribusikan makanan berlebih yang sudah dipastikan layak konsumsi kepada masyarakat yang membutuhkan.