Monitoring macan tutul jawa di sekitar PLTP Darajat



KONTAN.CO.ID -GARUT. Setelah proses akuisisi yang terjadi di tahun 2017, pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Darajat berpindah tangan dari Chevron ke Star Energy. Adapun luas PLTP yang sebesar kurang lebih 100 ha itu berada di lokasi yang menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati.

Melihat hal ini, Chevron sebagai pengelola sebelumnya bekerjasama dengan Conservation International melakukan beberapa program, salah satunya pengamatan macan tutul jawa yang hampir punah.

Adapun hingga 2018 sudah tercatat 1.214 foto satwa diambil melalui teknologi kamera trap, 83 diantaranya ditemui foto macan tutul jawa. Monitoring total menggunakan 30 kamera trap yang dipasang di empat blok wilayah, yakni blok Guntur, Papandanyan, Darajat, Kamojang. Masing-masing blok dipasang sebanyak 15 kamera dengan jarak akurang lebih 1,5 km antar kamera. Masing-masing kamera memiliki grid cell dengan luas 1x1 km persegi.


Total ada 60 blok yang terpantau melalui kamera trap. Kamera akan beroperasi selama 30 hari dalam setahun. Setelah selesai di blok satu akan dipindahkan di blok selanjutnya.

Dari 60 lokasi yang dipasang kamera, 36 lokasi diantaranya tertangkap gambar macan tutul Jawa. Sebanyak 11 di lokasi Drajat, 15 di Papandandayan, 3 di blok Guntur, dan 7 di blok Kamojang.

"Dari gambar yang tertangkap, bisa diketahui jumlah macan tutul ada 10 individu, 7 betina 3 jantan," terang Anton Ario Senior Manager Terrestrial Program Conservation International Indonesia ketika bertemu Kontan.co.id, Senin (22/4).

Melalui pantauan tersebut, terlihat Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Guntur-Papandayan dapat mendukung potensi macan tutul, terutama kawasan penyangganya (buffer zone).

Habitat potensial (mask area) bagi macan tutul jawa sekuas 197 km persegi, ini lebih luas daripada kawasan KPHK Guntur Papandayan yang kurang lebih 15.318 hektar. Kepadatan populasi macan tutul jawa mencapai 5,1 per 100 km persegi. Jika dilihat lagi, per individu macan mencapai 19,6 km persegi. Sekadar informasi, selain monitoring macan tutul ada tiga program lain yang telah dikerjakan Conservation International dan Chevron, seperti pemulihan ekosisem, pendidikan dan penyadartahuan konservasi, serta pemberdayaan masyarakat dengan demplot biogas. Program ini akan dilanjutkan hingga 2020 oleh Star Energy dengan menggandeng mitra-mitra lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini