JAKARTA. Lembaga pemeringkat global, Moody's Investor Service memberikan peringkat Baa3 (Investment Grade) untuk surat utang valas jangka menengah (Medium Term Notes/MTN) pemerintah yang rencananya diterbitkan dalam denominasi Euro (Euro Bond). Jika berjalan sesuai rencana, Euro Bond akan diterbitkan Juli mendatang. Dalam keterangan resmi pada (29/6) silam, Moody's menyebut bahwa Indonesia layak menerima peringkat tersebut lantaran tingkat utang Indonesia yang relatif rendah. Di samping itu, Indonesia juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat dibandingkan negara-negara berkembang lainnya. Adapun Moody’s menyatakan bahwa peringkat ini juga didorong oleh defisit fiskal yang sempit. Untuk tahun ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan defisit sebesar 2,6% dari produk domestik bruto (PDB) yang rencananya akan diajukan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017. "Indonesia juga mendapat manfaat dari skala besar ekonomi dan sistem perbankan yang stabil dengan risiko yang terukur," ujar Assistant Vice President Analyst Moody's Anushka Shah, Kamis (29/6). Lebih lanjut, menurut Moody’s, Indonesia mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan jauh dari fokus pada pertumbuhan jangka pendek semata. Perkembangan itu sebagian disebabkan oleh pergeseran kebijakan moneter. “Cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2017 tercatat US$ 124,95 miliar mendekati rekor tertinggi US$ 124,6 miliar yang dicapai pada Agustus 2011. Ini dapat menjadi penyangga terhadap volatilitas arus modal,” jelasnya. Sebelumnya, Direktur Strategis dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Scenaider Siahaan mengatakan, nilai yang didapat dari penerbitan surat berharga negara (SBN) berdenominasi euro ini setidaknya sama dengan perolehan tahun lalu. Sebagai gambaran, tahun 2016 lalu, pemerintah menerbitkan Euro Bond senilai 3 miliar euro. Nominal tersebut merupakan yang terbesar daripada beberapa kali penerbitan sebelumnya yang hanya menyerap dana 1 miliar euro. Jumlah tersebut dihimpun dari dua seri surat utang yang ditawarkan dengan total penawaran masuk 8,36 miliar euro atau mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 2,8 kali. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Moody's beri peringkat layak investasi MTN RI
JAKARTA. Lembaga pemeringkat global, Moody's Investor Service memberikan peringkat Baa3 (Investment Grade) untuk surat utang valas jangka menengah (Medium Term Notes/MTN) pemerintah yang rencananya diterbitkan dalam denominasi Euro (Euro Bond). Jika berjalan sesuai rencana, Euro Bond akan diterbitkan Juli mendatang. Dalam keterangan resmi pada (29/6) silam, Moody's menyebut bahwa Indonesia layak menerima peringkat tersebut lantaran tingkat utang Indonesia yang relatif rendah. Di samping itu, Indonesia juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat dibandingkan negara-negara berkembang lainnya. Adapun Moody’s menyatakan bahwa peringkat ini juga didorong oleh defisit fiskal yang sempit. Untuk tahun ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan defisit sebesar 2,6% dari produk domestik bruto (PDB) yang rencananya akan diajukan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017. "Indonesia juga mendapat manfaat dari skala besar ekonomi dan sistem perbankan yang stabil dengan risiko yang terukur," ujar Assistant Vice President Analyst Moody's Anushka Shah, Kamis (29/6). Lebih lanjut, menurut Moody’s, Indonesia mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan jauh dari fokus pada pertumbuhan jangka pendek semata. Perkembangan itu sebagian disebabkan oleh pergeseran kebijakan moneter. “Cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2017 tercatat US$ 124,95 miliar mendekati rekor tertinggi US$ 124,6 miliar yang dicapai pada Agustus 2011. Ini dapat menjadi penyangga terhadap volatilitas arus modal,” jelasnya. Sebelumnya, Direktur Strategis dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Scenaider Siahaan mengatakan, nilai yang didapat dari penerbitan surat berharga negara (SBN) berdenominasi euro ini setidaknya sama dengan perolehan tahun lalu. Sebagai gambaran, tahun 2016 lalu, pemerintah menerbitkan Euro Bond senilai 3 miliar euro. Nominal tersebut merupakan yang terbesar daripada beberapa kali penerbitan sebelumnya yang hanya menyerap dana 1 miliar euro. Jumlah tersebut dihimpun dari dua seri surat utang yang ditawarkan dengan total penawaran masuk 8,36 miliar euro atau mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 2,8 kali. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News