JAKARTA. Perusahaan pemeringkat Moody's Investors Service menyematkan rating definitif Baa3 untuk obligasi global (global bond) pemerintah Indonesia yang akan jatuh tempo tahun 2024 dan 2044. Prospek atau outlook dinyatakan stabil. Peringkat dari Moody's ini mengkonfirmasi pemberian rating sementara pada 7 Januari lalu. Penilaian positif Moody's antara lain prospek kesehatan ekonomi Indonesia, defisit fiskal yang menyempit secara struktural, dan rendahnya rasio utang publik. Moody's menilai, skala dan sumber daya alam yang besar ikut menopang penghitungan rating ini, meski produk domestik bruto (PDB) per kapita masih rendah dibanding negara-negara berstatus investment grade lainnya. Selain itu, Moody's menggarisbawahi beban utang pemerintah Indonesia yang masih rendah dan kemampuan memberi keuntungan sembari menjaga risiko pendanaan. Di sisi lain, tantangan pemberian ratingini adalah pasar modal domestik yang fluktuatif, sehingga terjadi peningkatan utang luar negeri. Berbagai perusahaan sektor non-keuangan telah meningkatkan pencarian utang luar negeri sejak tahun 2010. Defisit neraca dan penurunan cadangan devisa, meskipun saat ini sudah mulai pulih, bisa memperburuk kerentanan Indonesia terhadap goncangan ekonomi luar negeri, seperti rencana Federal Reserves mengurangi bantuan moneter (quantitative easing).Dari sisi fiskal, lemahnya pendapatan dan besarnya subsidi masih memberatkan kondisi fiskal. Meski outlook dinyatakan stabil, tekanan terlihat pada neraca pembayaran Indonesia, pelemahan nilai tukar rupiah, erosi stabilitas makroekonomi, serta inflasi yang dalam tren naik dalam empat tahun terakhir.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Moody's: global bond Indonesia Baa3, stabil
JAKARTA. Perusahaan pemeringkat Moody's Investors Service menyematkan rating definitif Baa3 untuk obligasi global (global bond) pemerintah Indonesia yang akan jatuh tempo tahun 2024 dan 2044. Prospek atau outlook dinyatakan stabil. Peringkat dari Moody's ini mengkonfirmasi pemberian rating sementara pada 7 Januari lalu. Penilaian positif Moody's antara lain prospek kesehatan ekonomi Indonesia, defisit fiskal yang menyempit secara struktural, dan rendahnya rasio utang publik. Moody's menilai, skala dan sumber daya alam yang besar ikut menopang penghitungan rating ini, meski produk domestik bruto (PDB) per kapita masih rendah dibanding negara-negara berstatus investment grade lainnya. Selain itu, Moody's menggarisbawahi beban utang pemerintah Indonesia yang masih rendah dan kemampuan memberi keuntungan sembari menjaga risiko pendanaan. Di sisi lain, tantangan pemberian ratingini adalah pasar modal domestik yang fluktuatif, sehingga terjadi peningkatan utang luar negeri. Berbagai perusahaan sektor non-keuangan telah meningkatkan pencarian utang luar negeri sejak tahun 2010. Defisit neraca dan penurunan cadangan devisa, meskipun saat ini sudah mulai pulih, bisa memperburuk kerentanan Indonesia terhadap goncangan ekonomi luar negeri, seperti rencana Federal Reserves mengurangi bantuan moneter (quantitative easing).Dari sisi fiskal, lemahnya pendapatan dan besarnya subsidi masih memberatkan kondisi fiskal. Meski outlook dinyatakan stabil, tekanan terlihat pada neraca pembayaran Indonesia, pelemahan nilai tukar rupiah, erosi stabilitas makroekonomi, serta inflasi yang dalam tren naik dalam empat tahun terakhir.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News