Moody’s kerek outlook perbankan Indonesia



SINGAPURA. Moody’s meningkatkan outlook industri perbankan Indonesia dari stabil menjadi positif. Hal ini sejalan dengan proyeksi kinerja perbankan akan meningkat ke depan.

Menurut Srikanth Vadlamani, Moody's Vice President and Senior Credit Officer, keputusan menaikkan rating perbankan Indonesia didasari lima faktor, yaitu kondisi bisnis yang membaik, kualitas aset permodalan, dukungan pemerintah, likuiditas yang stabil, dan kemampuan mencetak laba lebih baik.

Srikanth Vadlamani, a Moody's Vice President and Senior Credit Officer mengatakan dalam dua tahun ke depan, bank akan mengalami perbaikan bisnis. “Ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi lebih baik,” ujar Srikanth Vadlamani mengutip Bloomberg, Selasa (13/6).


Binis yang membaik ini didukung oleh kebijakan makroekonomi pemerintah dan harga komoditas yang sudah mulai membaik. Seperti diketahui, Moody’s memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% pada 2017 dan 5,3% pada 2018, atau meningkat dibandingkan realisasi 2016 sebesar 5%.

Seiring dengan membaiknya kualitas aset juga diikuti dengan penurunan jumlah kredit macet, sehingga berpotensi meningkatkan penyaluran kredit dan kemampuan mencetak laba.

Permodalan perbankan juga berada dilevel stabil yang membuat bank mempunyai bantalan yang kuat dalam menghadapi penurunan kualitas aset. Terkait risiko likuiditas juga tidak terlalu bermasalah karena akan terbantu dengan peningkatan simpanan.

Selain itu, perbankan juga telah memenuhi aturan minimum dari LCR (liqudity coverage ratio) yang dikontribusikan dari dana wholesale funding yang menyumbang 27% dari total aset perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini