JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar kewajibannya senilai US$ 1 miliar lebih dalam 18 bulan ke depan. Menurut Moody's Investors Service, kondisi itu menyebabkan BUMI menjadi salah satu perusahaan tambang paling berisiko dari empat perusahaan tambang besar di Indonesia. Menurut catatan Moody's, keuangan BUMI sangat terbatas. Kondisi ini diperburuk dengan adanya obligasi konversi senilai US$ 375 juta yang jatuh tempo besok (5/8) dan pembayaran semester pertama pinjaman senilai US$ 150 juta kepada China Development Bank Corp yang jatuh tempo besok lusa (6/8). "BUMI merupakan perusahaan tambang paling rentan seiring minimnya dana tunai sehingga mendorong risiko diberikannya rating negatif atas utang mereka," jelas analis Moody's Brian Grieser.
Moody's labeli BUMI perusahaan tambang terentan
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar kewajibannya senilai US$ 1 miliar lebih dalam 18 bulan ke depan. Menurut Moody's Investors Service, kondisi itu menyebabkan BUMI menjadi salah satu perusahaan tambang paling berisiko dari empat perusahaan tambang besar di Indonesia. Menurut catatan Moody's, keuangan BUMI sangat terbatas. Kondisi ini diperburuk dengan adanya obligasi konversi senilai US$ 375 juta yang jatuh tempo besok (5/8) dan pembayaran semester pertama pinjaman senilai US$ 150 juta kepada China Development Bank Corp yang jatuh tempo besok lusa (6/8). "BUMI merupakan perusahaan tambang paling rentan seiring minimnya dana tunai sehingga mendorong risiko diberikannya rating negatif atas utang mereka," jelas analis Moody's Brian Grieser.