Moody's: Likuiditas korporasi di Asia melemah pada Bulan Maret



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody's Investors Service melaporkan likuiditas korporasi di Asia mengalami pelemahan pada Maret lalu. Dari penghitungannya, Liquidity-Stress Indicator (LSI) Asia bulan Maret berada di level 28,5%, lebih tinggi dibanding posisi Februari 26,1%. Angka ini pun untuk pertama kalinya, sejak Agustus 2016, naik di atas level rata-rata 12 bulan terakhir yang tercatat sebesar 26,5%.

Sekadar informasi, indikator LSI akan naik jika menunjukkan likuiditas korporasi mengalami pelemahan. Jika angkanya turun artinya kondisi likuiditas korporasi membaik.

Data LSI Asia untuk Bulan Maret ini pun tetap berada di atas level rata-rata jangka panjang yang di posisi 23,3%.


"Ini menunjukan banyaknya perusahaan di Asia yang mengalami pelemahan likuiditas secara berkelanjutan," kata  Brian Grieser, Wakil Presiden Moody’s dan Senior Credit Officer, mengutip dari situs resmi Moody's, Selasa (10/4).

Dari survei tersebut, Moody's mencatat, jumlah perusahaan yang memiliki utang high-yield dengan rating likuiditas SGL-4 (likuiditas lemah) bertambah menjadi 45 di bulan Maret, dibanding 41 pada Februari. Sedangkan seluruh total perusahaan dengan utang high-yield naik menjadi 158 dari sebelumnya 157. 

Penerbitan utang dengan imbal hasil tinggi pada Bulan Maret saja senilai US$ 0,9 miliar, menjadikan totalnya sebesar US$ 7,8 miliar pada kuartal pertama. Jumlah ini mendominasi mengingat dalam tiga bulan pertama 2018, penerbitan surat utang korporasi tercatat US$ 10 miliar. 

Dari laporan tersebut juga dijelaskan, kondisi likuiditas di China melemah, dengan LSI 32,6% pada Maret, dibanding 30,8% pada Februari. Likuiditas sektor properti di Negeri Tirai Bambu ini pun melemah, terlihat dari indikator yang naik ke level 26% dari 24,5%. 

Sementara itu, sub-indikator tekanan likuiditas untuk perusahaan penerbit utang berbunga tinggi di Asia Selatan dan Tenggara menjadi 24,1% di bulan Maret dari sebelumnya 20,4% di bulan Februari.

Sementara di Indonesia, LSI Maret naik menjadi 20% pada Maret, dibanding 16,7% pada Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia