KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody’s Investor Service telah menurunkan peringkat surat utang PT Alam Sutera Realty Tbk (
ASRI) yang jatuh tempo pada 2021 dan 2022 yang diterbitkan oleh anak usahanya yaitu Alam Synergy Pte. Ltd. dari Caa1 menjadi Caa3. Moody’s juga tengah meninjau pemeringkatan untuk pemangkasan lebih lanjut. Di saat bersamaan, Moody’s juga telah memberikan peringkat (P)Caa1 untuk surat utang surat utang 2024 dan 2025 yang akan diterbitkan oleh Alam Sutera dan sedang dikaji untuk pemangkasan. Outlook sudah diubah dari negatif menjadi dalam kajian
(under review). Pemeringkatan ini sebagai tindak lanjut dari pengumuman Alam Sutera pada 29 September 2020 soal penukaran obligasi yang jatuh tempo pada April 2021 senilai US$ 115 juta dengan bunga 11,5% dan obligasi jatuh tempo April 2022 senilai US$ 370 juta dengan bunga 6,63%.
Semua obligasi yang jatuh tempo pada April 2021 akan ditukar dengan obligasi 2024, sedangkan 25% obligasi 2022 akan ditukar dengan obligasi 2024 dan 75% sisanya untuk obligasi 2025.
Baca Juga: PSBB Jilid II Hambat Kinerja Emiten Properti, Ini Prospek BSDE, CTRA, SMRA, dan ASRI “Peringkat dalam kajian untuk dipangkas merefleksikan bahwa peringkat akan diturunkan beberapa kali bila kurang dari 85% pemegang obligasi yang ikut,” tulis Moody’s Vice President and Senior Credit Officer Jacintha Poh, Selasa (29/9). Selain itu struktur permodalan ASRI dinilai tidak sehat dan risiko
refinancing yang meningkat pada obligasi 2021 karena ASRI bergantung pada pendanaan eksternal namun tidak mampu mengamankan dana untuk memenuhi utang jatuh tempo. Pemangkasan ini mencerminkan ekspektasi Moody’s terhadap kerugian yang akan dialami oleh pemegang obligasi bahkan jika penawaran penukaran berhasil. Kerugian bisa lebih besar apabila tidak ada pertukaran penawaran. Moody memandang tawaran pertukaran tersebut sebagai upaya Alam Sutera untuk menghindari default pada obligasi dolar Amerika Serikat (AS) karena perusahaan tidak memiliki cukup dana untuk obligasi jatuh tempo pada April 2021.
Baca Juga: Akibat pandemi, Alam Sutera (ASRI) tambah alokasi dana promosi digital Dengan asumsi 85% pemegang obligasi memilih untuk berpartisipasi dalam penawaran bursa, Alam Sutera dapat memiliki sekitar US$ 17,25 juta dari obligasi 2021 dan US$ 55,5 juta dari obligasi 2022. Dalam skenario ini, risiko
refinancing Alam Sutera yang akan datang akan meningkat tetapi tidak dihilangkan karena US$ 55,5 juta yang jatuh tempo pada April 2022.
Moody's memperkirakan Alam Sutera akan memiliki cukup uang untuk melunasi obligasi US$ 17,25 juta jatuh tempo April 2021. Pada 30 Juni 2020, perusahaan memiliki kas dan setara kas sekitar Rp 1,12 triliun atau setara US$ 77 juta. Jumlah tersebut cukup cukup untuk menutupi perkiraan Moody’s yaitu ASRI memiliki arus kas keluar operasi sebesar Rp 250 miliar dan sekitar Rp 200 miliar untuk belanja modal selama 18 bulan ke depan. Moody's memperkirakan metrik keuangan Alam Sutera akan melemah pada tahun 2020 dan tetap lemah di tahun 2021, didorong oleh penurunan penjualan tanah. Leverage, sebagai diukur dengan hutang per EBITDA pembangunan rumah akan menjadi sekitar 15 kali pada tahun 2020 dan 10 kali pada tahun 2021 sementara cakupan bunga EBIT akan kurang dari 1,5 kali pada tahun 2020 dan 2021. Selama 12 bulan yang berakhir pada 30 Juni 2020, Alam Sutera memiliki
leverage sebesar 4,7 kali dan cakupan bunga EBIT 1,9 kali.
Baca Juga: Alam Sutera (ASRI) genggam marketing sales Rp 1,4 triliun sepanjang semester I-2020 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati