JAKARTA. Moody's Investors Service menegaskan, prospek penerbit utang di Indonesia baik pemerintah, korporasi, maupun institusi keuangan secara umum akan tetap stabil. Meskipun, Indonesia akan memasuki masa pemerintahan baru dan tantangan ekonomi dari eksternal menghantui. Dalam rilis resminya, Selasa (14/9), Rahul Ghosh, Vice President and Senior Research Analyst Moody's mengatakan, prospek stabil di beberapa kuartal mendatang ditopang keseimbangan baru makroekonomi, fundamental kredit yang sehat secara umum, ditambah akan adanya penurunan ketidakpastian kondisi politik. Dia melihat, risiko Indonesia dari luar negeri, datang dari rencana Amerika Serikat yang menormalisasi kebijakan ekonominya. Begitu juga pelambatan ekonomi China yang akan berdampak pada permintaan komoditas Indonesia. "Tapi, tekanan eksternal belum memberi imbas merusak pada keseluruhan kualitas kredit Indonesia," tulis Ghosh.
Ketidakpastian politik, menurut Moody's, sudah tercermin sejak pertengahan tahun sekitar pemilihan umum. Jika pemerintah baru di bawah Joko Widodo dan Jusuf Kalla mau mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan mengurai ketimpangan infrastruktur, akan menjadi sentimen positif baik untuk pemerintah dan sektor infrastruktur hingga minyak dan gas.