JAKARTA. Peliknya permasalahan yang terjadi di internal PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) membuat rating perusahaan batubara ini kian merosot. Moody's Investors Service menurunkan rating BRAU menjadi Caa2 dari Caa1 seiring dengan dekatnya waktu jatuh tempo obligasi BRAU senilai US$ 450 juta. Outlook rating tersebut negatif. Brian Grieser, Wakil President Direktur dan Analis Moody's mengatakan, pemangkasan rating ini mencerminkan ketidakpastian pelunasan obligasi yang jatuh tempo 8 Juli mendatang. "Ada kompetisi dari penawaran untuk mengambil alih Asia Resource Minerals Plc (ARMS), sehingga kemungkinan restrukturisasi bisa ditunda," ujarnya. NR Holdings Limited, milik Nathiel Rothschild mengajukan suntikan modal sebesar US$ 100 juta dan pembayaran kembali hingga US$ 143 juta untuk menukar obligasi BRAU tahun 2015 dan 2017 menjadi obligasi tahun 2019 dan 2020. Sementara Asia Coal Energy Ventures Limited (ACE), perusahaan milik Sinarmas mengajukan penawaran dana kas sebesar US$ 150 juta. Prospek negatif ini mencerminkan ketidakpastian yang diciptakan oleh dua tawaran itu. Ia bilang, peringkat ini bisa diturunkan lagi kalau BRAU tidak dapat menjalankan restrukturisasi selama enam hingga sembilan bulan ke depan atau jika persyaratan restrukturisasi yang diusulkan berubah. Sementara, peringkat tidak mungkin dinaikkan sebelum selesainya restrukturisasi. Setelah menyelesaikan restrukturisasi, barulah peringkat BRAU bisa naik lagi tergantung pada kemampuan membayar utang dan kinerja operasi pasca restrukturisasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Moody's pangkas outlook BRAU jadi Caa2
JAKARTA. Peliknya permasalahan yang terjadi di internal PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) membuat rating perusahaan batubara ini kian merosot. Moody's Investors Service menurunkan rating BRAU menjadi Caa2 dari Caa1 seiring dengan dekatnya waktu jatuh tempo obligasi BRAU senilai US$ 450 juta. Outlook rating tersebut negatif. Brian Grieser, Wakil President Direktur dan Analis Moody's mengatakan, pemangkasan rating ini mencerminkan ketidakpastian pelunasan obligasi yang jatuh tempo 8 Juli mendatang. "Ada kompetisi dari penawaran untuk mengambil alih Asia Resource Minerals Plc (ARMS), sehingga kemungkinan restrukturisasi bisa ditunda," ujarnya. NR Holdings Limited, milik Nathiel Rothschild mengajukan suntikan modal sebesar US$ 100 juta dan pembayaran kembali hingga US$ 143 juta untuk menukar obligasi BRAU tahun 2015 dan 2017 menjadi obligasi tahun 2019 dan 2020. Sementara Asia Coal Energy Ventures Limited (ACE), perusahaan milik Sinarmas mengajukan penawaran dana kas sebesar US$ 150 juta. Prospek negatif ini mencerminkan ketidakpastian yang diciptakan oleh dua tawaran itu. Ia bilang, peringkat ini bisa diturunkan lagi kalau BRAU tidak dapat menjalankan restrukturisasi selama enam hingga sembilan bulan ke depan atau jika persyaratan restrukturisasi yang diusulkan berubah. Sementara, peringkat tidak mungkin dinaikkan sebelum selesainya restrukturisasi. Setelah menyelesaikan restrukturisasi, barulah peringkat BRAU bisa naik lagi tergantung pada kemampuan membayar utang dan kinerja operasi pasca restrukturisasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News