KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Moody’s Ratings (Moody’s) mempertahankan peringkat deposito jangka panjang dan jangka pendek Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) di level Baa2/P-2 untuk mata uang asing dan lokal. Peringkat risiko mitra usaha (Counterparty Risk Ratings) dan penilaian risiko mitra usaha (Counterparty Risk Assessment) BTN juga tetap di level yang sama. Namun, Moody’s dalam rilis 17 Juni 2025 menurunkan Baseline Credit Assessment (BCA) BTN dari ba1 ke ba2, yang mencerminkan pandangan lebih hati-hati terhadap kondisi keuangan dasar bank. Baseline Credit Assessment adalah penilaian atas kekuatan keuangan internal suatu perusahan, tanpa memperhitungkan kemungkinan bantuan dari pihak luar. Moody's menjelaskan, penurunan ini disebabkan kekhawatiran Moody’s terhadap risiko keuangan yang tidak terlihat langsung dalam laporan keuangan BTN. Khususnya, cadangan kerugian (provisioning) BTN dinilai rendah dibandingkan dengan tingginya risiko kredit. Banyaknya pinjaman yang direstrukturisasi dan tingginya bunga yang belum dibayar menimbulkan kekhawatiran bahwa kinerja dan modal bank bisa saja terlihat lebih baik dari kondisi sebenarnya.
Moody's Pangkas Peringkat Kredit Bank Tabungan Negara (BTN), Ini Alasannya!
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Moody’s Ratings (Moody’s) mempertahankan peringkat deposito jangka panjang dan jangka pendek Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) di level Baa2/P-2 untuk mata uang asing dan lokal. Peringkat risiko mitra usaha (Counterparty Risk Ratings) dan penilaian risiko mitra usaha (Counterparty Risk Assessment) BTN juga tetap di level yang sama. Namun, Moody’s dalam rilis 17 Juni 2025 menurunkan Baseline Credit Assessment (BCA) BTN dari ba1 ke ba2, yang mencerminkan pandangan lebih hati-hati terhadap kondisi keuangan dasar bank. Baseline Credit Assessment adalah penilaian atas kekuatan keuangan internal suatu perusahan, tanpa memperhitungkan kemungkinan bantuan dari pihak luar. Moody's menjelaskan, penurunan ini disebabkan kekhawatiran Moody’s terhadap risiko keuangan yang tidak terlihat langsung dalam laporan keuangan BTN. Khususnya, cadangan kerugian (provisioning) BTN dinilai rendah dibandingkan dengan tingginya risiko kredit. Banyaknya pinjaman yang direstrukturisasi dan tingginya bunga yang belum dibayar menimbulkan kekhawatiran bahwa kinerja dan modal bank bisa saja terlihat lebih baik dari kondisi sebenarnya.
TAG: