Moodys Pangkas Peringkat Portugal, Euro Melemah



JAKARTA. Pemangkasan peringkat (rating) utang pemerintah Portugal oleh Moody\\'s Investors Service memperpanjang kejatuhan euro. Kemarin (13/7) hingga pukul 15.30 WIB, nilai tukar benua Biru ini dihargai US$ 1,2538 per euro. Ini menunjukkan, nilai euro cenderung terus turun dari posisi US$ 1,2698 per euro pada Kamis (8/7).

Kemarin, Moody\\'s Investors Service menurunkan peringkat obligasi pemerintah Portugal sebanyak dua level menjadi A1. Moody\\'s menilai, kekuatan keuangan Portugal akan terus melemah dalam jangka menengah. Prospek pertumbuhan ekonominya juga tetap relatif lemah.

Padahal, pemerintah Portugal telah menaikkan pajak dan memotong pengeluaran untuk mengendalikan defisit anggaran. "Downgrade ini mengingatkan investor bahwa masih ada masalah di Eropa. Meski bukan kejutan besar bagi pasar, ini akan menekan euro lebih rendah," kata Adam Cole, Kepala Strategi Global Currency di Royal Bank of Canada Europe Ltd, seperti dikutip Bloomberg, Selasa kemarin (13/7).


Analis Askap Futures Wah-yu Tribowo Laksono bilang, penurunan peringkat utang Portugal akan menambah kecemasan krisis utang di Eropa. Maka, dia menduga, dalam jangka pendek, euro masih berpotensi melemah menuju US$ 1,2450 per euro.

Analis Indosukses Futures Herry Setyawan menduga, investor keluar dari euro dan kembali mengoleksi mata uang safe haven, seperti dollar AS dan yen. "Ini sebagai antisipasi jelang pengumuman hasil stress test perbankan Eropa," ujar Herry.

Menurutnya, pasar sangat berharap hasil stress test bisa menjadi dasar bagi bank sentral Eropa (ECB) dalam menyusun roadmap industri perbankan. Tujuannya untuk mengatasi kemungkinan terjadi krisis ganda, termasuk cara pendanaan bagi perbankan yang memerlukan bantuan modal bila krisis terjadi. Herry memperkirakan, hari ini, euro berpotensi melanjutkan pelemahannya hingga mendekati US$ 1,2450 per euro.

Namun, dia menambahkan, setelah menyentuh level tersebut, euro akan kembali berpeluang menguat ke US$ 1,2650 per euro. Sebab, sore ini akan dirilis data pertumbuhan industri di negara-negara Eropa selama Juni. Menurut Herry, para analis meramal, data ini akan membaik, yakni dari sebelumnya 0,8% menjadi 1,2%. Jika benar, euro bisa menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie