KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pemeringkat Moody's memangkas prospek utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ke level negatif atau B3. Revisi peringkat utang tersebut turun dari sebelumnya yang ditetapkan stabil. Moody's mengambil langkah tersebut mengacu pada utang obligasi Seri A perusahaan batubara ini. Sedangkan untuk Seri B yang akan jatuh tempo pada 2022 Moody's memberikan peringkat Caa1. "Prospek peringkat negatif mencerminkan ekspektasi kami terhadap pembayaran pokok utang BUMI yang menunjukkan tren lebih rendah dari harapan," kata Analis Moody's Maisam Hasnain dalam pernyataan resminya di Singapura, Selasa (19/2).
Sebelumnya, Moody's berharap BUMI bisa membayar beban pokok untuk utang obligasi Seri A dan fasilitas Tranche A sekitar US$ 300 hingga US$ 500 juta di akhir 2019. Mengingat, BUMI telah menyelesaikan tahap restrukturisasi pada Desember 2017. Namun, saat ini Moody's memperkirakan BUMI akan kesulitan membayar sekitar US$ 220 juta, mengingat harga batubara saat ini bergerak di bawah proyeksi volume penjualan, tantangan belanja modal dan batasan harga domestik. Peringkat negatif akan terus menghantui BUMI selama emiten tersebut belum mampu meningkatkan kasnya, mengurangi piutang dalam negeri. Bahkan, emiten yang menguasai 90% tambang Arutmin Indonesia diharapkan bisa mulai membayar dividen Juli 2019. Sementara itu, saldo utang perusahaan itu diperkirakan masih akan meningkat, seiring laju pembayaran pokok utang Tranche A yang melambat. Sedangkan untuk total pembayaran bunga tunai 2019 diperkirakan berkisar US$ 30 hingga US$ 35 juta, ditambah risiko pembayaran pajak di awal lebih dari 51% untuk anak perusahaan di Kalimantan Timur (Kaltim).