ATHENA. Rating kredit Yunani kembali terpangkas. Kali ini giliran lembaga rating Moody's Investor Service yang menurunkan level kredit Negeri Dewa-Dewa ini sebanyak empat level dari A3 ke Ba1. Artinya, kredit menjadi tidak layak investasi atau junk. Menurut pernyataan Moody's, penurunan rating ini lantaran tingginya risiko pertumbuhan ekonomi akibat penghematan terkait pemberian paket bantuan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar € 110 miliar euro atau US$ 134,5 miliar. "Peringkat yang lebih rendah membuat risiko menjadi lebih besar, meski risiko default lebih rendah. Prospeknya stabil," ujar Moody's dalam laporan tertulis, Selasa (15/6). Sebelumnya pada 27 April lalu Standard & Poor’s menurunkan rating kredit Yunani, ke level junk. Diakui, paket bantuan dari UE dan IMF mengurangi risiko gagal bayar dalam jangka pendek.
Tapi masih ada ketidakpastian dampak pinjaman terhadap ekonomi Yunani. Apalagi dukungan ekonomi global sangat minim. "Kami melihat ketidakpastian terkait prospek pertumbuhan Yunani. Jarang terjadi ada negara yang harus mengimplementasikan begitu banyak reformasi struktural dalam waktu yang begitu singkat," beber Sarah Carlson, Analis Senior Moody’s, dalam wawancara via telepon, Selasa (15/6). Penurunan rating Moody's ini diprediksi bakal makin memberi tekanan pada surat utang Yunani. Padahal di sisi lain, negara itu tengah berjuang keras keluar krisis lewat pemangkasan anggaran. Menurut Kementerian Keuangan Yunani, penurunan rating tidak menggambarkan kemajuan yang telah dilakukan beberapa bulan ini. Pada Juni lalu Kementerian Keuangan bilang, penurunan defisit mencapai 38,8% menjadi € 897 miliar dalam lima bulan pertama tahun ini. Mengalahkan target 35% dalam rencana anggaran negara. Membuat kemajuan