KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat internasional, Moody's Investors Service memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan akan tumbuh moderat. Hal ini karena masih adanya beberapa dampak dari pemulihan ekonomi di tahun ini. Vice President Senior Credit Officer, Corporate Finance Group Moody's Brian Grieser memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 4,5% dengan skenario pesimistis. Sementara, bila skenario optimistis, Indonesia bisa tumbuh hingga 5,5% pada tahun depan. Adapun perkiraan inti (core outlook) dari pertumbuhan ekonomi tersebut berada di level 5,2%. Menurut dia, apabila perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,2%, dapat mendorong pertumbuhan korporasi hingga 4-8%. Selain itu, pertumbuhan tersebut juga akan meningkatkan pembiayaan investasi dari korporasi. "Pemerintah melanjutkan investasi di sektor infrastruktur. Kami harap harga komoditas utama seperti batubara, minyak dan gas, dan minyak kelapa sawit kembali mendukung," ujar Grieser di Jakarta, Selasa (28/11). Selain itu, pertumbuhan sebesar 5,2% juga didukung oleh peningkatan konsumsi yang didukung oleh laju inflasi yang terjaga sekitar 4%. "Peningkatan optimisme konsumen mendorong belanja konsumen, laju inflasi sekitar 4% akan mendukung daya beli," katanya. Sementara untuk prediksi batas bawah pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5%, dapat terjadi jika pemerintah tak mampu melakukan tahap konstruksi pada proyek infrastruktur dalam skala besar. Adapun apabila harga komoditas yang jatuh yang akan menekan pendapatan perusahaan. "Adanya jeda reformasi pemerintah menjelang pemilihan (Pilkada) juga mempengaruhi," katanya. Namun apabila pemerintah berhasil mengakselerasikan proyek-proyek infrastruktur, pertumbuhan ekonomi Indonesia di batas atas sebesar 5,5% bisa terjadi. Hal ini didukung juga oleh harga komoditas yang mengua sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi korporasi.
Moody's prediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,2%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat internasional, Moody's Investors Service memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan akan tumbuh moderat. Hal ini karena masih adanya beberapa dampak dari pemulihan ekonomi di tahun ini. Vice President Senior Credit Officer, Corporate Finance Group Moody's Brian Grieser memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 4,5% dengan skenario pesimistis. Sementara, bila skenario optimistis, Indonesia bisa tumbuh hingga 5,5% pada tahun depan. Adapun perkiraan inti (core outlook) dari pertumbuhan ekonomi tersebut berada di level 5,2%. Menurut dia, apabila perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,2%, dapat mendorong pertumbuhan korporasi hingga 4-8%. Selain itu, pertumbuhan tersebut juga akan meningkatkan pembiayaan investasi dari korporasi. "Pemerintah melanjutkan investasi di sektor infrastruktur. Kami harap harga komoditas utama seperti batubara, minyak dan gas, dan minyak kelapa sawit kembali mendukung," ujar Grieser di Jakarta, Selasa (28/11). Selain itu, pertumbuhan sebesar 5,2% juga didukung oleh peningkatan konsumsi yang didukung oleh laju inflasi yang terjaga sekitar 4%. "Peningkatan optimisme konsumen mendorong belanja konsumen, laju inflasi sekitar 4% akan mendukung daya beli," katanya. Sementara untuk prediksi batas bawah pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5%, dapat terjadi jika pemerintah tak mampu melakukan tahap konstruksi pada proyek infrastruktur dalam skala besar. Adapun apabila harga komoditas yang jatuh yang akan menekan pendapatan perusahaan. "Adanya jeda reformasi pemerintah menjelang pemilihan (Pilkada) juga mempengaruhi," katanya. Namun apabila pemerintah berhasil mengakselerasikan proyek-proyek infrastruktur, pertumbuhan ekonomi Indonesia di batas atas sebesar 5,5% bisa terjadi. Hal ini didukung juga oleh harga komoditas yang mengua sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi korporasi.