KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Seorang ekonom memprediksi, ada kemungkinan yang "sangat tinggi" bahwa resesi dapat menghantam ekonomi global dalam 12-18 bulan ke depan. Jika ini terjadi, para pembuat kebijakan mungkin tidak dapat membalikkan arah itu. "Saya pikir risikonya sangat tinggi, sehingga jika sesuatu tidak melekat pada naskahnya maka kita akan mengalami resesi," kata Mark Zandi, kepala ekonom Moody's Analytics seperti yang dikutip oleh CNBC. "Saya juga akan mengatakan ini: Bahkan jika kita tidak mengalami resesi dalam 12-18 bulan ke depan, saya pikir cukup jelas bahwa kita akan mengalami perlambatan ekonomi yang cukup dalam." Menurutnya, agar terhindar dari perlambatan ekonomi, kita harus "tetap berpegang pada naskah" pada saat yang sama. Termasuk di dalamnya, Presiden AS Donald Trump yang tidak meningkatkan perang tarif dengan China, AS menemukan resolusi untuk Brexit, dan bank sentral melanjutkan stimulus moneter mereka.
Moody's: Risiko terjadinya resesi global dalam 12-18 bulan ke depan sangat tinggi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Seorang ekonom memprediksi, ada kemungkinan yang "sangat tinggi" bahwa resesi dapat menghantam ekonomi global dalam 12-18 bulan ke depan. Jika ini terjadi, para pembuat kebijakan mungkin tidak dapat membalikkan arah itu. "Saya pikir risikonya sangat tinggi, sehingga jika sesuatu tidak melekat pada naskahnya maka kita akan mengalami resesi," kata Mark Zandi, kepala ekonom Moody's Analytics seperti yang dikutip oleh CNBC. "Saya juga akan mengatakan ini: Bahkan jika kita tidak mengalami resesi dalam 12-18 bulan ke depan, saya pikir cukup jelas bahwa kita akan mengalami perlambatan ekonomi yang cukup dalam." Menurutnya, agar terhindar dari perlambatan ekonomi, kita harus "tetap berpegang pada naskah" pada saat yang sama. Termasuk di dalamnya, Presiden AS Donald Trump yang tidak meningkatkan perang tarif dengan China, AS menemukan resolusi untuk Brexit, dan bank sentral melanjutkan stimulus moneter mereka.