Moody's tetapkan prospek negatif atas utang BULL, berikut respons manajemen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody's Investors Service mempertahankan peringkat B1 untuk Corporate Rating Family (CFR) PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL). Namun, pada waktu yang bersamaan, Moody's merevisi prospek CFR Buana Lintas Lautan menjadi negatif dari stabil.

Analis Moody's Stephanie Cheong mengatakan, prospek negatif tersebut mencerminkan likuiditas perusahaan yang tipis. "Pasalnya, Buana Lintas Lautan memiliki kas yang rendah, tetapi ada pembayaran amortisasi utang yang besar selama 12 bulan-18 bulan ke depan dan masih tingginya investasi dalam perluasan armada," tutur Stephanie dalam risetnya, Rabu (27/4).

Stephanie mengestimasi, saldo kas Buana Lintas Lautan yang sebesar US$ 13 juta per 30 September 2020 ditambah arus kas US$ 93 juta dan kas dari penjualan kapal pada kuartal 1-2021 sebesar US$ 15 juta tidak akan cukup untuk menutupi utang jatuh tempo dalam 18 bulan ke depan. Utang jatuh tempo yang dimaksud mencapai sekitar US$ 149 juta, terdiri dari utang jangka pendek US$ 17 juta dan pembayaran amortisasi utang yang dijadwalkan sebesar US$ 132 juta.


Baca Juga: Simak jurus Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) tekan rugi bersih di kuartal I 2021

Stephanie juga menilai, tipisnya likuiditas akan memberikan ruang yang kecil bagi Buana Lintas Lautan untuk melanjutkan ekspansi penambahan kapasitas secara agresif. Meski demikian, perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi minyak, gas, dan bahan kimia ini telah berkomitmen untuk menambah enam kapal baru di paruh pertama 2021, di luar 13 kapal yang dibeli pada 2020 dan delapan kapal pada 2019.

Direktur Utama PT Buana Lintas Lautan Tbk Kevin Wong mengatakan, Moody's mempertahankan peringkat B1 untuk Buana Lintas Lautan seiring dengan operasi yang tetap stabil. Sementara prospek CFR perusahaan diturunkan menjadi negatif, menurut Kevin, karena jadwal pembayaran utang jatuh tempo BULL pada tahun ini memang lebih tinggi.

"Akan tetapi, Moody's juga jelas menyatakan bila kami telah memperbaiki ini, maka prospek akan kembali ke stabil. Saat ini, kami juga sedang memproses pendanaan tambahan, penerbitan saham baru, dan penerbitan obligasi serta global bonds. Kami yakin outlook perusahaan akan kembali ke stabil dalam waktu dekat," tutur Kevin saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (27/4).

Terlebih lagi, menurut Kevin, bidang usaha Buana Lintas Lautan akan terdorong oleh peningkatan permintaan minyak tertinggi dalam sejarah, yakni naik 9,7%, dari 89,6 juta barel per hari (bpd) menjadi 98,3 juta bpd  pada akhir 2021. Di sisi lain, suplai kapal baru berada di titik terendah dalam hampir 30 tahun terakhir.

Selain itu, perkembangan ekonomi setelah pandemi Covid-19 telah mendorong peningkatan permintaan di sektor perkapalan lain Menurut Kevin, permintaan angkutan dengan kapal dry cargo yang sudah naik dua kali lipat dan kapal container empat kali lipat. "Sementara segmen kapal tanker akan sangat dibantu dengan komitmen OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak 2,15 juta bpd selama Mei-Juli 2021 yang juga menjadi level tertinggi dalam sejarah," ucap Kevin.

Sebelumnya, pada 14 April 2021, Fitch Ratings telah lebih dulu menurunkan peringkat jangka panjang Issuer Default Rating (IDR) Buana Lintas Lautan menjadi B dari B+. Fitch juga memangkas peringkat nasional jangka panjang menjadi BBB+ dari A-. Peringkat-peringkat tersebut juga telah ditempatkan pada Rating Watch Negative (RWN).

Fitch menyampaikan, RWN merefleksikan risiko yang Buana Lintas Lautan hadapi dalam memenuhi sejumlah utang jangka panjang yang substansial yang akan jatuh tempo pada 2021 dalam hal ketiadaan pembiayaan kembali yang cepat ataupun peningkatan ekuitas. Utang tambahan yang didapatkan pada 2021 juga dinilai dapat menambah risiko likuiditas pada tahun berikutnya.

 
BULL Chart by TradingView

Selanjutnya: Risiko Utang dan Usaha Mengadang Buana Lintas Lautan, Fitch Pangkas Rating BULL

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat