JAKARTA. Konsorsium Moratel bersiap membangun jaringan kabel dalam proyek Palapa Ring paket Barat. Hal itu ditandai dengan ditandanganinya perjanjian kredit dengan bank pendukung proyek, Senin (25/7). Moratel saat ini muncul sebagai pemenang tender di dua lokasi, yakni paket barat dan timur. Galumbang Menak, CEO PT Moratelindo menjelaskan, ada dua bank yang bersedia membiayai kredit pembangunan jaringan tersebut. Yakni, Bank Mandiri dan Bank BNI. Dia bilang, banyak bank lain yang ingin turut bergabung. Tapi, karena jumlah pendanaannya kecil, maka pihaknya tidak bisa memastikan bank tersebut bergabung.
”Saya minta kalau mau ikut minimal Rp 1 triliun,” kata Galumbang seusai penandatanganan kredit bank di Plaza Mandiri, Senin (25/7). Pada perjanjian tersebut, Moratel mendapat kucuran dana dari Bank Mandiri sebesar Rp. 875 miliar. Dalam pinjaman tersebut, Moratel mendapatkan bunga sebesar 9%. Angka tersebut, menurut Galumbang, cukup kecil dibandingkan dengan biaya pembangunan kredit infrastruktur lain yang biasanya belasan persen. ”Biasanya kredit bank itu belasan. Ini yang baru pertama satu digit,” katanya. Kesepakatan tersebut menandai bahwa pengerjaan Palapa Ring paket barat semakin dekat. Galumbang bilang, dirinya diminta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara untuk memulai di kuartal 1 2017. Namun, Moratel sendiri belum dapat memastikan dapat memenuhi permintaan tersebut. Perusahaan menyanggupi pengerjaan di sekitar kuartal II. ”Kami bisa komitmen di Q2, tapi pemerintah minta Q1, ini agak berat tapi akan kami usahakan,” terangnya. Bentuk badan usaha Sementara itu untuk menyukseskan proyek tersebut, Moratel sudah membentuk badan usaha bernama PT Palapa Timur Nusantara (PTT). Dia menjelaskan, mulai hari ini sudah keluar surat dari pemerintah terkait badan usaha tersebut. Nantinya, melalui PTT, Moratel dapat mulai menjalankan pengerjaan pemasangan kabel. Dia mengatakan saat ini di paket barat sudah ada 17 lokasi yang sudah diakuisisi. ”Kalau yang di timur belum,” imbuhnya. Untuk persiapan pemasangan kabel bawah laut, timnya sedang melakukan survei. Katanya, survei sudah berlangsung 1,5 bulan silam dan ditargetkan akan kelar dalam waktu dua minggu lagi. Untuk memenuhi kebutuhan kabel nantinya, Moratel membidik perusahaan asal Eropa. Yakni NSW asal Jerman dan Nexans asal Norwegia. ”Untuk yang barat, kita akan pakai yang bagus-bagus dulu, untuk yang barat juga tidak ada TKDN, kalau yang timur harus 30%,” imbuh Galumbang. Galumbang belum bisa menjelaskan bagaimana skema peminjaman infrastruktur itu nantinya. Urusan tersebut, lanjutnya, merupakan wewenang Kemenkominfo. Dia menilai, harga yang diberikan nantinya akan lebih murah. Sebab, tujuannya untuk memfasilitasi mereka yang berada di daerah. Hal senada juga diungkapkan Kasubdit Pengembangan Infrastruktur Kemenkominfo sekaligus Ketua Tim Lelang Proyek Palapa Ring Anang Latif. Dia mengungkapkan berapa besaran harga, masih dalam proses pengajuan di Kementerian Keuangan. Hal itu lantaran, infrastruktur yang dibangun merupakan milik pemerintah, sehingga penentuan harganya akan diajukan di Kementrian Keuangan. "Yang pasti ini lebih murah. Bahkan kalau mau digratiskan pun bisa,” terang Anang optimistis.
Proyek yang dibangun untuk memfasilitasi layanan internet di daerah terpencil ini ditujukan untuk masyarakat. Sehingga pemerintah tidak memfokuskan pada sektor bisnis. Namun, lebih pada penyediaan layanan. Anang melanjutkan nantinya harga sewa di ketiga paket tidak akan jauh berbeda. Bahkan, dia menjelaskan harganya bisa lebih murah 50% dari harga yang ada saat ini. ”Tujuan kita, menghadirkan internet di Jawa dan Natuna misalnya, tidak jauh berbeda harganya, dengan kecepatan yang sama,” katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan