Moratelindo IPO, Simak Prospek Sejumlah Emiten Menara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara gencar melakukan ekspansi selama semester pertama 2022. Prospek bisnis pun dinilai prospektif oleh para analis.

Equity Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti mengatakan bahwa prospek emiten menara cukup baik mengingat perannya sebagai infrastruktur jasa telekomunikasi yang sudah menjadi bagian dari kebutuhan di era digitalisasi saat ini. Dia juga menilai positif ekspansi pembangunan menara dan fiber optik untuk mendukung pembangunan infrastruktur 5G.

"Apalagi pengguna internet kian meningkat, demikian juga dari sisi pemanfaatannya," ujar Desy kepada Kontan.co.id, Rabu (13/7).


Baca Juga: Sektor Menara Diprediksi Masih Tumbuh, Cermati Rekomendasi Saham TOWR, TBIG dan MTEL

Walau begitu, Desy juga menekankan perlunya memperhatikan tenant ratio dari menaranya. Sebab selain berpengaruh terhadap kinerja keuangan juga mencerminkan utilitas tower.

Hingga akhir tahun, Desy juga melihat emiten menara masih berpeluang positif walaupun juga dibayangi beberapa sentimen negatif. Potensi kenaikan suku bunga yang dampaknya akan dirasakan emiten menara mengingat nature bisnisnya padat modal (capital intensive) sehingga pendanaan melalui utang akan memberatkan gerak bisnisnya juga dengan kenaikan suku bunga.

Kemudian, sektor menara telekomunikasi juga akan memiliki tambahan pemain dengan kehadiran PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA). "Sektor menara telekomunikasi akan punya pendatang baru yaitu MORA, sehingga investor akan punya tambahan pilihan investasi di sektor ini mengingat barriers to entry di sektor menara cukup tinggi," kata dia.

Baca Juga: Bakal IPO, Intip Profil Mora Telematika Indonesia (MORA)

Sementara Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan prospek emiten menara akan stagnan di tahun ini. Menurutnya, kenaikan suku bunga akan berpengaruh ke emiten menara lantaran masing-masing emiten memiliki beban utang yang cukup tinggi.

"Hal ini membuat beban bunga emiten menara akan naik yang bisa menekan laba bersih," sebutnya.

Andhika pun merekomendasikan untuk jangka pendek investor bisa melakukan sell on strength TOWR pada rentang Rp 1.140-Rp 1.200 dan TBIG pada rentang Rp 2.900-Rp 3.000. Sementara Pilarmas Investindo merekomendasikan buy TOWR dengan target harga Rp 1.448 dan TBIG Rp 3.211.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati