Jakarta. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meminta penjelasan dari pemerintah terkait kebijakan yang disampaikan Presiden Joko Widodo memoratorium pembukaan lahan baru tanaman kelapa sawit. Gapki mengingatkan agar pemerintah juga turut mempertimbangkan kontribusi sawit pada pemasukan devisa negara yang cukup besar. Juru Bicara Gapki Tofan Mahdi bilang, pihaknya sedang dan terus membangun komunikasi dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta pihak Istana. Tujuannya adalah untuk mendengar penjelasan lebih detail lagi dari pemerintah soal kebijakan moratorium penanaman kelapa sawit di lahan baru. "Yang bisa kami sampaikan adalah bahwa sektor kelapa sawit adalah sektor strategis yang memberikan sumbangan ekspor hingga US$ 19 miliar (2015) dan angka ini jauh lebih tinggi dari devisa dari ekspor migas (sekitar US$ 12 miliar)," ujar Tofan, Minggu (17/4)
Moratorium lahan, Gapki ingatkan kontribusi CPO
Jakarta. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meminta penjelasan dari pemerintah terkait kebijakan yang disampaikan Presiden Joko Widodo memoratorium pembukaan lahan baru tanaman kelapa sawit. Gapki mengingatkan agar pemerintah juga turut mempertimbangkan kontribusi sawit pada pemasukan devisa negara yang cukup besar. Juru Bicara Gapki Tofan Mahdi bilang, pihaknya sedang dan terus membangun komunikasi dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta pihak Istana. Tujuannya adalah untuk mendengar penjelasan lebih detail lagi dari pemerintah soal kebijakan moratorium penanaman kelapa sawit di lahan baru. "Yang bisa kami sampaikan adalah bahwa sektor kelapa sawit adalah sektor strategis yang memberikan sumbangan ekspor hingga US$ 19 miliar (2015) dan angka ini jauh lebih tinggi dari devisa dari ekspor migas (sekitar US$ 12 miliar)," ujar Tofan, Minggu (17/4)