Morgan Stanley dan Goldman Sachs Jadi Bank Holding



WASHINGTON. Krisis kredit sanggup mengubah peta perbankan di Amerika Serikat (AS). Dua bank investasi besar yang terakhir di AS dalam empat hari lagi akan berganti status menjadi bank komersial.

The Federal Reserves, pada Minggu malam (21/9), mengabulkan permohonan Morgan Stanley dan Goldman Sachs untuk berganti haluan jadi bank holding. Dengan begitu, mereka boleh menghimpun dana simpanan. Mereka pun akan bisa memperoleh pinjaman darurat The Fed. Sebab, sebagai bank komersial, mereka berada di bawah pengawasan bank sentral, bukan lagi di bawah Security Exchange Committee (SEC).

Syahdan, 75 tahun yang lalu, di bawah aturan Glass-Steagall Act, Pemerintah AS memisahkan bank komersial dengan bisnis sekuritasnya atawa investment banking. Tujuannya ialah mencegah bankir memainkan simpanan nasabah ke dalam investasi berisiko.


Namun, pada 1999, Kongres akhirnya menghapus aturan ini. Karena itu, muncullah "universal bank" yang boleh menerima simpanan sekaligus berinvestasi di pasar modal. Contohnya: Citigroup, Credit Suisse, Deutsche Bank, HSBC, JPMorgan Chase, dan UBS AG. Sedang yang setia menjadi bank investasi adalah Morgan Stanley, Goldman Sachs, dan Lehman Brothers.

Bank investasi memang lebih rentan terhadap krisis kredit. Sebab, mereka punya porsi transaksi pasar modal yang lebih besar. Apalagi, pendanaannya pun dari instrumen keuangan seperti saham atau obligasi.

Kini, dengan beralih menjadi bank biasa, Morgan Stanley dan Goldman Sachs bakal memperoleh akses pendanaan untuk mengatasi kesulitan keuangannya. Cuma risikonya, “Mereka bakal kehilangan independensi dan fleksibilitas sebagai lembaga investasi,” ujar Avi Y Dwipana Presiden Direktur Trimegah Sekuritas.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie