JAKARTA/SINGAPURA. Pesona iklim investasi di Indonesia berhasil memikat dua perusahaan investasi kelas kakap berebut sekuritas untuk diakuisisi. Keduanya adalah Morgan Stanley dan Goldman Sachs yang sama-sama mengincar Tiga Pilar Sekuritas. Lima sumber yang mengetahui secara persis peristiwa ini membisikkan, perburuan itu dimenangkan oleh Morgan Stanley. Goldman sebagai perusahaan asal Paman Sam itu sudah dari tahun lalu ingin berkiprah di pasar tanah air. Salah satu cara yang paling gampang baginya adalah dengan mengakuisisi atau membeli kursi pialang sekuritas lokal.
Sebenarnya, Goldman terlebih dahulu melakukan pertemuan dengan Tiga Pilar. Bahkan perusahaan ini telah menyelesaikan proses
due diligence, menetapkan struktur kesepakatan dan menghitung valuasi sekuritas yang berbasis di Jakarta itu. "Namun, belum adanya titik temu keduanya membuat Tiga Pilar membuka kesempatan bagi Morgan Stanley," demikian pernyataan tiga narasumber yang sama. "Kesepakatan ini hampir selesai dan regulator sudah mengetahui rencana tersebut," jelas salah satu sumber. Proses akuisisi diharapkan akan selesai sebelum akhir kuartal pertama 2012. Sayangnya, kelima sumber tersebut enggan menyebutkan nilai kesepakatan itu. Tiga institusi terkait yaitu Tiga Pilar, Morgan Stanley dan Goldman Sachs menolak mengomentari berita ini. Morgan Stanley berambisi memperluas jaringan bisnis di Indonesia setelah baru-baru ini berhasil mencapai peringkat
investment grade. Sebelumnya, sekuritas asing seperti Nomura Holdings dan Citigroup juga menggenjot tim divisi investasi di Jakarta untuk menyaingi Bank investasi asal Swiss yaitu Credit Suisse serta perusahaan investasi lainnya yaitu Deutche Bank. Diperkirakan, ukuran kesepakatan di Tiga Pilar ini kemungkinan sangat kecil sama seperti ketika Morgan Stanley membeli lisensi broker. Setidaknya, dana yang harus disuntikkan sebagai biaya lisensi dan modal broker adalah Rp 50 miliar atau setara dengan US$ 6 juta. Saat ini, sebagian besar saham Tiga Pilar dimiliki oleh keluarga Tan Pia Sioe, dengan nilai saham dalam sembilan bulan pertama 2011 Rp 178 miliar. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sekuritas memiliki peringkat 114 dari 117 broker yang aktif di bursa. Morgan dan Goldman memperkirakan pasar keuangan Asia Tenggara masih akan mencatatkan pertumbuhan yang bagus. Wajar Indonesia menjadi incaran para pemilik modal. Morgan Stanley lebih matang
Niat Morgan Stanley berekspansi terlihat bulat. Buktinya, Morgan telah mempersiapkan James Brewis yang merupakan mantan kepala penjualan di UBS unit Indonesia sebagai kepala ekuitas di sini. Beberapa tim tambahan seperti
salesmen,
traders dan tim riset akan terbentuk di bulan berikutnya. Morgan Stanley memiliki lisensi penjamin emisi atau
underwriting pada 2008 dan berusaha memperluas bisnis melalui lisensi broker penuh. Sedang Goldman mungkin akan mengajukan izin berbisnis penjaminan emisi setelah mulai beroperasi di Indonesia. Sebelumnya, CEO Morgan Stanley, James Gorman menuturkan perusahaannya akan melakukan ekspansi besar-besaran ke Indonesia tahun ini. Pasar Indonesia dibidik sebagai prioritas strategis. Keputusan ini mengikuti langkah Citigroup yang membeli lisensi broker pada 2010 yang kemudian mempekerjakan Ferry Wong dari Macquarie sebagai kepala riset. Citi menempati posisi kedua di belakang Deutsche bank di divisi investasi.
Editor: