KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menyatakan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin untuk sementara unggul atas pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Morgan Stanley dalam laporannya yang dikutip, Kamis (18/4), turut merespon perkembangan pemilu Indonesia saat ini. Lembaga keuangan internasional tersebut memandang kesimpulan pemilu untuk sementara tersebut menghilangkan ketidakpastian politik dan menunjukkan indikasi keberlanjutan kebijakan. "Setelah hasil pemilu telah resmi diumumkan, perhatian pasar kemungkinan besar akan beralih dari pemilu ke implementasi kebijakan," terang Deyi Tan dan tim Ekonom Morgan Stanley Asia Ltd.
Dalam masa jabatan pertama Jokowi, Morgan Stanley melihat adanya kemajuan di beberapa bidang. Di antaranya pembangunan infrastruktur, reformasi fiskal, meningkatnya kemudahan melakukan bisnis, dan langkah-langkah sosial untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan ketidaksetaraan. Terkait prioritas kebijakan pada masa jabatan berikutnya, Morgan Stanley menyebut agenda kampanye Jokowi menunjukkan bahwa kemungkinan ia akan melanjutkan apa yang telah dilakukannya sepanjang periode pertama. "Ia (Jokowi) akan fokus pada industrialisasi melalui pengembangan zona ekonomi khusus dan mempercepat pembangunan infrastruktur, melanjutkan reformasi fiskal untuk meningkatkan daya saing ekonomi, dan reformasi kelembagaan untuk meningkatkan tata kelola," terangnya. Sepanjang periode pertama pemerintahan Jokowi, Morgan Stanley menyoroti pencapaian di sejumlah area. Di bidang pembangunan infrastruktur, diketahui belanja pemerintah untuk infrastruktur naik secara signifikan dari 1,8% dari PDB dan 10,2% dari total pengeluaran pemerintah pada 2013, menjadi 2,8% dari PDB dan 18,5% dari pengeluaran pemerintah pada 2018. Morgan Stanley menilai pemerintah mampu mempersingkat waktu maksimum yang diperlukan untuk pembebasan lahan menjadi sekitar 400 hari dari 518 hari. Disertai peran Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dalam membiayai pembebasan lahan dan mengoptimalkan penggunaan dana. Dari sisi penerimaan, Morgan Stanley mengapresiasi program Tax Amnesty pada 2016 dan langkah pemerintah menyederhanakan peraturan pajak, serta menaikkan dividen perusahaan milik negara kepada pemerintah untuk menambah penerimaan. Penerapan pertukaran informasi otomatis (AEOI) dan kebijakan menghapus kerahasiaan perbankan juga dapat meningkatkan akses informasi keuangan. "Dari sisi kemajuan iklim bisnis, peringkat Indonesia dalam indeks kemudahan bisnis (EODB) juga meningkat dari 128 pada 2013 menjadi 73 pada 2019," lanjut Deyi Tan.
Hal tersebut dinilai sebagai hasil dari berbagai kebijakan pemerintah mulai dari menambah investasi infrastruktur publik, mengurangi peraturan, serta mempromosikan integrasi perdagangan regional. Terakhir, Morgan Stanley menyoroti upaya pemerintah mengurangi tingkat kemiskinan dan ketimpangan melalui program-program proteksi sosial, seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Program Keluarga Harapan (PKH), dana bantuan pendidikan. "Hasilnya, tingkat kemiskinan turun dari 11,5% pada 2013 menjadi 9,7% pada 2018, sementara rasio gini membaik dari 0,41 pada 2013 menjadi 0,38 pada 2018," terangnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto