JAKARTA. Perundingan perjanjian mutual recognition agreement (MRA) antara Indonesia dengan Cina tampaknya berjalan alot. Dampaknya: ekspor sarang burung walet Indonesia ke negeri berpenduduk 1,4 miliar tersebut masih harus melewati perantara di Hong Kong dan Malaysia. Banun Harpini, Kepala Badan Karantina Kementrian Pertanian (Kemtan) mengatakan kondisi tersebut jelas merugikan Indonesia. Soalnya, jika ekspor sarang burung walet dilakukan secara langsung, harga yang diperoleh bisa tiga kali lipat. Sekadar informasi, harga jual sarang burung walet melalui pihak kedua berada di kisaran Rp 5 juta per kilogram (Kg). Padahal jika langsung ke Cina bisa mencapai Rp 37 juta per kg.
MRA alot, ekspor walet ke China pakai perantara
JAKARTA. Perundingan perjanjian mutual recognition agreement (MRA) antara Indonesia dengan Cina tampaknya berjalan alot. Dampaknya: ekspor sarang burung walet Indonesia ke negeri berpenduduk 1,4 miliar tersebut masih harus melewati perantara di Hong Kong dan Malaysia. Banun Harpini, Kepala Badan Karantina Kementrian Pertanian (Kemtan) mengatakan kondisi tersebut jelas merugikan Indonesia. Soalnya, jika ekspor sarang burung walet dilakukan secara langsung, harga yang diperoleh bisa tiga kali lipat. Sekadar informasi, harga jual sarang burung walet melalui pihak kedua berada di kisaran Rp 5 juta per kilogram (Kg). Padahal jika langsung ke Cina bisa mencapai Rp 37 juta per kg.