JAKARTA. PT Mustika Ratu Tbk (
MRAT) berupaya menambah tiga pasar baru untuk ekspor, yakni Korea Selatan, Myanmar dan Jepang. Produsen Slimming Tea ini menargetkan, kontrak kerjasama ekspor bisa diteken tahun ini. Jika tiga pasar ekspor tadi tembus, Mustika Ratu memprediksi penjualan ekspor bisa berkontribusi 7%. Tahun lalu, kontribusi ekspor 5%. Hanya patut dicatat, target kontribusi penjualan ekspor 7% pada tahun ini, sejatinya sudah lebih rendah dari prediksi awal. Sebelumnya, mereka menargetkan kontribusi ekspor sebesar 11%.
Mustika Ratu beralasan, lesu ekonomi tak hanya terjadi dalam negeri tapi juga luar negeri. Alhasil, kinerja pasar ekspor juga terganggu. "Terutama ke Malaysia, ekspor kami sepi," ungkap Dwi Putri Yanthi Muazd, Associate Director Corporate PT Mustika Ratu Tbk kepada KONTAN, Rabu (7/10). Padahal, Malaysia adalah pasar ekspor utama dengan kontribusi penjualan hingga 50% terhadap total porsi penjualan ekspor. Kontribusi 50% pasar ekspor sisanya, dari negara di kawasan Timur Tengah, Jerman, Nigeria, Afrika Selatan dan Rusia. Negara-negara tujuan ekspor tersebut kebanyakan memesan produk jamu berupa pelangsing tubuh dan perawatan tubuh. Produk jamu, berkontribusi 60% terhadap total penjualan ekspor. Selain Malaysia, Mustika Ratu menaruh perhatian besar kepada pasar Timur Tengah. Perusahaan itu merasa memiliki peluang besar menggarap pasar kawasan tersebut karena produk mereka berlabel halal. Itu menjadi keunggulan mereka dibandingkan dengan kompetitor dari negara lain. "Mudah-mudahan kami bisa menggantikan produk Eropa," harap Yanthi. Asal tahu saja, pada kuartal III-2015, Mustika Ratu menambah negara tujuan ekspor di Timur Tengah. Mereka mengekspor produk perawatan tubuh perdana ke Qatar. Mustika Ratu punya harapan besar, dalam lima tahun ke depan kontribusi penjualan ekspor menjadi 25%. Dengan begitu, komposisi penjualan mereka bakal lebih kuat. Target tumbuh Selain memupuk pasar ekspor, Mustika Ratu juga tak melupakan ekspansi di dalam negeri. Perusahaan tersebut masih melanjutkan penambahan gerai jamu bernama House of Jamu dan Wedang Kafe. Namun, lagi-lagi Mustika Ratu harus realistis. Mereka merevisi penambahan gerai jamu pada tahun ini, dari semula 25 gerai menjadi 10 gerai di wilayah Jabodetabek. Hingga September 2015, Mustika Ratu merealisasikan penambahan empat gerai jamu. Keempatnya terletak di Pejaten Village (Jakarta), Botani Square (Bogor, Jawa Barat), Carrefour Karawaci (Tangerang, Banten) dan kantor Kementerian Perdagangan (Jakarta). Mustika Ratu menyiapkan dana Rp 100 juta - Rp 150 juta untuk membuka satu gerai. Sumbernya dari dana belanja modal tahun ini sebesar Rp 20 miliar–Rp 25 miliar. Lantaran rencana ekspansi tahun ini berkurang, Mustika Ratu memastikan anggaran belanja modal tak terpakai semua.
Tahun ini, Mustika Ratu menargetkan pertumbuhan kinerja sebesar dua digit. "Minimal sama dengan semester I 2015 ini," kata Yanthi. Informasi saja, pada semester I-2015, Mustika Ratu mencetak penjualan bersih Rp 222,89 miliar. Capaian penjualan itu tumbuh 15,22% ketimbang semester I-2014. Mustika Ratu optimistis memenuhi target pertumbuhan ini. Meskipun, kinerja kuartal III-2015 diprediksi turun. Penyebabnya, momen Lebaran sudah berlalu, fokus pasar adalah anak sekolah dan pelemahan ekonomi yang masih berlanjut. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto