MTF sebut ada 3 tantangan multifinance menggarap bisnis pembiayaan, apa saja?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandiri Tunas Finance melihat terdapat tiga tantangan utama dalam menjalankan bisnis pembiayaan saat ini. Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo bilang tantangan pertama terkait resiko kredit.

Lantaran beberapa masyarakat masih beranggapan jika tidak mampu membayar angsuran maka mobil bisa di kasih ke pihak ketiga. Padahal tanggung jawab masih di pihak konsumen sehingga konsumen kena blacklist di APPI & Perbankan.

Baca Juga: OJK: Pandemi Covid-19 jadi tantangan bagi industri multifinance


“Tantangan kedua, jaminan fidusia, di beberapa daerah kurang dipahami oleh pemerintah daerah sebagai surat jaminan eksekusi jika kendaraan tidak dibayar customer atau digadaikan,” kata Harjanto kepada Kontan.co.id pada Senin (17/8).

Ia menyebut tantangan ketiga yakni sentralisasi data masyarakat yang belum menyeluruh. Hal ini menimbulkan celah bagi oknum kriminal memanfaatkan situasi maupun rekayasa pengajuan kredit

“Menurut kami, pemerintah secara bertahap terus melakukan koordinasi database masyarakat. Jika ini terwujud seperti negara-negara maju. Maka bukan saja resiko kredit bisa ditekan tetapi pelayanan MTF juga akan semakin baik dan cepat ke masyarakat,” jelas Harjanto.

Baca Juga: Kolaborasi bisnis antara multifinance dan fintech dinilai masih potensial

Asal tahu saja, secara year to date pembiayaan baru MTF mencapai Rp 9,832 Triliun. Guna mendukung pembiayaan baru pada paruh kedua 2020, MTF merilis Obligasi Berkelanjutan V Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2020 pada Juli lalu. Perusahaan berhasil meraih dana senilai Rp 858 miliar dari penerbitan surat utang tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi