MTLA menggali utang demi menggeber ekspansi



JAKARTA. Tahun depan, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) bakal semakin ekspansif. Maklum, di pengujung tahun ini, MTLA mendapatkan pendanaan untuk mendukung belanja modal. Pengembang perumahan Metland ini meraih pinjaman Rp 415 miliar dari Bank Mandiri.

Dari jumlah itu, manajemen MTLA akan memakai Rp 150 miliar untuk menambah modal pembangunan Metropolitan Mall Cileungsi. Kemudian Rp 165 miliar untuk mengembangkan Metland West City, Tangerang, serta Rp 100 miliar untuk membangun infrastruktur di sejumlah proyek MTLA. "Sebanyak Rp 100 miliar merupakan kredit modal kerja yang bisa kami ambil kapan saja," kata Sekretaris Perusahaan MTLA Olivia Surodjo kepada KONTAN, Rabu (3/12).

Analis Woori Korindo Securities Reza Priyambada menyatakan, perusahaan biasanya membutuhkan dana besar untuk ekspansi. Oleh karena itu, MTLA getol mengajukan pinjaman. "Sepanjang debt to equity ratio (DER) rendah, masih ada ruang meminjam," kata Reza.


David Nathanael Sutyanto, analis First Asia Capital, mengatakan, fasilitas pinjaman ini menjadi tambahan modalĀ  MTLA untuk ekspansi. David menilai, positif langkah emiten ini mencari pinjaman. Sebab, DER MTLA masih di bawah 1 kali. "DER MTLA masih 0,58 kali, jadi masih banyak ruang mencari pinjaman," ujar dia.

Rencana ekspansi MTLA cukup positif. Menurut David, strategi bisnis MTLA unik, lantaran mengembangkan proyek properti dengan target menengah ke bawah dan menengah ke atas.

Anindya Saraswati, analis Danareksa Sekuritas, dalam riset 26 November 2014, menyebutkan, proyek Metland West City akan meluncur tahun ini. Namun peluncurannya tertunda hingga awal tahun depan lantaran menunggu perkembangan perjanjian dengan pihak lain guna memaksimalkan nilai proyek.

David bilang, tahun depan adalah saat tepat bagi emiten properti menggelar ekspansi. Argumennya, prospek sektor properti diperkirakan lebih baik dari tahun ini. Hal ini didukung kondisi ekonomi dan politik yang lebih stabil. Selain itu, permintaan tempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya masih tinggi.

Reza memperkirakan, Metland West City akan banyak membetot peminat. Perkembangan industri di kawasan Tangerang cukup pesat sehingga turut mendorong pertumbuhan residensial.

Namun, permintaan residensial masih tertekan dengan tingginya bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Di sisi lain, margin MTLA berpotensi tertekan setelah ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. "Kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga bahan baku bangunan," lanjut Reza.

Anindya memprediksi, pendapatan MTLA tahun ini mencapai Rp 1,05 triliun, naik 23% dari tahun lalu. Adapun pendapatan MTLA di 2015 bisa tumbuh 14,7% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,2 triliun. Anindya menerka laba bersih MTLA tahun ini Rp 256 miliar, naik 6% (yoy). Tahun depan, labanya diprediksi naik 13,2% (yoy) menjadi Rp 290 miliar.

Anindya dan David menyarankan, buy MTLA dengan target masing-masing Rp 620 dan Rp 490 per saham. Adapun Reza merekomendasikan hold dengan target Rp 460. Harga MTLA kemarin di posisi Rp 475 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro