JAKARTA. Surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) menjadi salah satu andalan emiten untuk mencari dana segar di tengah tren BI rate yang tinggi. Proses penerbitan instrumen ini pun relatif lebih murah. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Fakhrul Aufa, mengatakan, dampak tekanan inflasi dan kenaikan BI rate bagi pasar obligasi akan berlangsung hingga September. Yield surat utang negara (SUN) yang menjadi acuan penerbitan obligasi korporasi ikut naik. Ujung-ujungnya, kupon obligasi korporasi juga ikut terkerek. Kondisi itu menambah beban bagi emiten karena harus mengeluarkan biaya dana (cost of fund) yang lebih banyak. Nah, emiten akan memilih menerbitkan MTN hingga tekanan di pasar obligasi mereda. "MTN bisa menjadi alternatif bagi emiten yang benar-benar membutuhkan dana," tutur Fakhrul, Minggu (21/7).
MTN jadi alternatif pendanaan ketika BI Rate naik
JAKARTA. Surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) menjadi salah satu andalan emiten untuk mencari dana segar di tengah tren BI rate yang tinggi. Proses penerbitan instrumen ini pun relatif lebih murah. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Fakhrul Aufa, mengatakan, dampak tekanan inflasi dan kenaikan BI rate bagi pasar obligasi akan berlangsung hingga September. Yield surat utang negara (SUN) yang menjadi acuan penerbitan obligasi korporasi ikut naik. Ujung-ujungnya, kupon obligasi korporasi juga ikut terkerek. Kondisi itu menambah beban bagi emiten karena harus mengeluarkan biaya dana (cost of fund) yang lebih banyak. Nah, emiten akan memilih menerbitkan MTN hingga tekanan di pasar obligasi mereda. "MTN bisa menjadi alternatif bagi emiten yang benar-benar membutuhkan dana," tutur Fakhrul, Minggu (21/7).