Muamalat ingin turunkan kredit macet di bawah 5%



JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat membuat rasio pembiayaan bermasalah alias Non Performing Finance (NPF) Bank Muamalat melonjak. Untuk itu, Bank Muamalat berharap tingkat NPF-nya dapat turun di bawah 5% pada akhir tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan Bank Muamalat di akhir Kuartal I 2015, NPF Gross meningkat dari 2,11% di Kuartal I 2014 menjadi 6,34% di Kuartal I 2015. Sementara itu, tingkat NPF Nett juga meningkat dari 1,56% di Kuartal I 2014 menjadi 4,73% di Kuartal I 2015. Menurut Endy Abdurrahman, Direktur Utama Bank Muamalat, melonjaknya NPF merupakan kombinasi dari berbagai faktor. Antara lain beberapa sektor pertambangan seperti batubara mengalami kemerosotan.

"Ini berdampak kepada industri penunjangnya seperti industri jasa transportasi pengangkutan batu bara dan lain-lain," kata Endy di Jakarta, Selasa (30/6) kemarin. Lesunya kegiatan ekonomi bahkan juga berimbas ke sektor pembiayaan konsumer seperti pembiayaan KPR dan pembiayaan otomotif. Ini tak lepas dari melemahnya daya beli masyarakat pada saat ini.

"Bahkan saya tak yakin pelonggaran Loan to Value (LTV) oleh Bank Indonesia akan berdampak positif. Ini seperti memberikan diskon pada orang yang memang sedang tidak punya uang, percuma," jelas Endy. Berbagai kombinasi kondisi diatas inilah yang membuat tingkat NPF di Bank Muamalat mengalami lonjakan cukup signifikan. Oleh sebab itu, Bank Muamalat akan meningkatkan kehati-hatian dalam proses penyaluran pembiayaan sembari memperbaiki pembiayaan yang terlanjur bermasalah.


"Kami upayakan NPF kami sudah bisa turun dibawah 5% pada akhir tahun ini," pungkas Endy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan