KONTAN.CO.ID - PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) telah mengumumkan rencana kepemilikan saham di PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Lewat keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (27/9), PADI menandatangani perjanjian pengambilan saham bank syariah pertama tersebut. Adapun, rencana nilai transaksi pembelian saham Bank Muamalat oleh PADI mencapai Rp 4,5 triliun. Sementara itu, jumlah saham yang kelak akan dimiliki oleh PADI, sekurang-kurangnya sebanyak 51% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh Bank Muamalat. Menanggapi hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan masih belum mendapatkan informasi secara detil mengenai rencana tersebut. Kendati demikian, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan pihaknya akan melakukan kajian terkait rencana tersebut. Antara lain mengenai kemampuan keuangan, kredibilitas bakal calon pengurus serta kebersinambungan (sustainability) PADI terhadap sumber keuangannya. "Aksi korporasi itu biasa untuk melebarkan size, kan butuh modal gede. Tapi kami tunggu, karena belum diajukan ke OJK," ujar Heru saat ditemui di Jakarta, Rabu (27/9). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Muamalat jadi dicaplok Minna Padi, OJK tunggu info
KONTAN.CO.ID - PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) telah mengumumkan rencana kepemilikan saham di PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Lewat keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (27/9), PADI menandatangani perjanjian pengambilan saham bank syariah pertama tersebut. Adapun, rencana nilai transaksi pembelian saham Bank Muamalat oleh PADI mencapai Rp 4,5 triliun. Sementara itu, jumlah saham yang kelak akan dimiliki oleh PADI, sekurang-kurangnya sebanyak 51% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh Bank Muamalat. Menanggapi hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan masih belum mendapatkan informasi secara detil mengenai rencana tersebut. Kendati demikian, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan pihaknya akan melakukan kajian terkait rencana tersebut. Antara lain mengenai kemampuan keuangan, kredibilitas bakal calon pengurus serta kebersinambungan (sustainability) PADI terhadap sumber keuangannya. "Aksi korporasi itu biasa untuk melebarkan size, kan butuh modal gede. Tapi kami tunggu, karena belum diajukan ke OJK," ujar Heru saat ditemui di Jakarta, Rabu (27/9). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
