Muamalat menggenjot likuiditas



TANGERANG. Likuiditas PT Bank Muamalat seakan mengetat. Finance to Deposit Ratio (FDR) Muamalat per Maret menginjak posisi 102,02%. Ini meningkat dari 97,08% di Maret tahun sebelumnya. Maka dari itu, Muamalat berusaha untuk memperkuat likuiditasnya. "Secara teknis sudah coba memperkuat likuiditas. FDR bank syariah idealnya antara 95-100%," jelas Direktur Keuangan Muamalat, Hendiarto, Senin, (1/7). Pasalnya, pembiayaan Muamalat memang tumbuh lebih kencang daripada Dana Pihak Ketiga (DPK). Pembiayaan mampu meningkat 51,4% dari Rp 23,3 triliun menjadi Rp 35,3 triliun. Kemudian, DPK tumbuh di bawah pembiayaan, yakni 34,3% dari Rp 25,8 triliun ke posisi Rp 34,6 triliun. Hendiarto bilang bahwa untuk likuiditas, Muamalat memiliki portfolio investasi sebesar Rp 5 triliun. Rinciannya yaitu sukuk senilai Rp 3 triliun dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) sejumlah Rp 2 triliun. Tadinya, Muamalat berencana melakukan right issue. Namun saat bank syariah pertama di Indonesia ini tengah melakukan road show, pasar saham jatuh 17%. Hal tersebut lantas membuat Muamalat menunda right issue tersebut hingga paling lambat di kuartal keempat tahun ini. Meski begitu, Hendiarto mengakui bahwa posisi FDR yang tinggi ini dapat membuat bagi hasil yang tinggi. Karena bila produktivitas aset rendah, bagi hasil turut merendah. Namun ia pun tak memungkiri bahwa FDR tinggi dapat memiliki risiko relatif sedikit lebih tinggi. Saat ini, aset Muamalat telah mencapai Rp 46,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: