JAKARTA. Sektor ritel mendominasi pembiayaan PT Bank Muamalat Tbk tahun 2011 dengan porsi Rp 13,35 triliun atau 59,4% dari total portofolio pembiayaan Muamalat. Tahun ini porsi tersebut akan coba dinaikkan menjadi 60% dari total portofolio pembiayaan. Direktur Ritel Bank Muamalat Adrian A Gunadi mengungkapkan untuk mencapai pertumbuhan tersebut penguatan akan dilakukan baik di lini pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Konsumer. Salah satu strateginya adalah kerja sama dengan pengembang perumahan dan menawarkan bunga pembiayaan pemilikan rumah sebesar 9,99%. "Kami harapkan pembiayaan konsumer bisa tumbuh 50% tahun ini. Peningkatan akan dilakukan dengan menyinergikan segmen korporasi dan UMKM. Misalkan, ada proyek pembangunan di korporasi, kita di ritel masuk ke pembiayaan subkontraktornya," jelas Adrian. Sementara itu, bisnis korporasi penyaluran pembiayaan Muamalat tahun lalu yang sebesar Rp 9,12 triliun disalurkan pada berbagai sektor seperti energi, pertambangan, infrastruktur, konstruksi, agroindustri, pendidikan, kesehatan, serta makanan dan minuman. Genjot sektor energi Direktur Korporasi Bank Muamalat Luluk Mahfudah mengungkapkan dari Rp 2,25 triliun pembiayaan Bank Muamalat di sektor energi, sebanyak Rp 782,9 miliar dikucurkan untuk proyek-proyek energi terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH). Bank Muamalat menggandeng 11 perusahaan independent power producer (IIP) bagi 13 proyek PLTMH yang tersebar di lima provinsi. Dari ketiga belas proyek tersebut empat di antaranya sudah berjalan dan masih dalam pembiayaan. Tahun ini, Bank Muamalat kembali meneruskan pembiayaan bagi proyek-proyek lainnya. "Target pembiayaan baru untuk energi terbarukan tahun ini sekitar Rp 300 miliar - Rp 400 miliar," ungkap Luluk.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Muamalat perbesar pembiayaan ritel jadi 60%
JAKARTA. Sektor ritel mendominasi pembiayaan PT Bank Muamalat Tbk tahun 2011 dengan porsi Rp 13,35 triliun atau 59,4% dari total portofolio pembiayaan Muamalat. Tahun ini porsi tersebut akan coba dinaikkan menjadi 60% dari total portofolio pembiayaan. Direktur Ritel Bank Muamalat Adrian A Gunadi mengungkapkan untuk mencapai pertumbuhan tersebut penguatan akan dilakukan baik di lini pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Konsumer. Salah satu strateginya adalah kerja sama dengan pengembang perumahan dan menawarkan bunga pembiayaan pemilikan rumah sebesar 9,99%. "Kami harapkan pembiayaan konsumer bisa tumbuh 50% tahun ini. Peningkatan akan dilakukan dengan menyinergikan segmen korporasi dan UMKM. Misalkan, ada proyek pembangunan di korporasi, kita di ritel masuk ke pembiayaan subkontraktornya," jelas Adrian. Sementara itu, bisnis korporasi penyaluran pembiayaan Muamalat tahun lalu yang sebesar Rp 9,12 triliun disalurkan pada berbagai sektor seperti energi, pertambangan, infrastruktur, konstruksi, agroindustri, pendidikan, kesehatan, serta makanan dan minuman. Genjot sektor energi Direktur Korporasi Bank Muamalat Luluk Mahfudah mengungkapkan dari Rp 2,25 triliun pembiayaan Bank Muamalat di sektor energi, sebanyak Rp 782,9 miliar dikucurkan untuk proyek-proyek energi terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH). Bank Muamalat menggandeng 11 perusahaan independent power producer (IIP) bagi 13 proyek PLTMH yang tersebar di lima provinsi. Dari ketiga belas proyek tersebut empat di antaranya sudah berjalan dan masih dalam pembiayaan. Tahun ini, Bank Muamalat kembali meneruskan pembiayaan bagi proyek-proyek lainnya. "Target pembiayaan baru untuk energi terbarukan tahun ini sekitar Rp 300 miliar - Rp 400 miliar," ungkap Luluk.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News