Muamalat target porsi pembiayaan konsumer 50%



JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk memperkirakan segmen kelas menengah berpotensi untuk tumbuh pada tahun ini. Itu sebabnya, pelopor bank syariah di Indonesia ini berencana mendorong pembiayaan konsumer tumbuh sebesar Rp 2 triliun. Dari total tersebut diharapkan 90% berasal dari segmen kredit pemilikan rumah (KPR).

Direktur Utama Bank Muamalat, Endy Abdurrahman menjelaskan, tahun ini, pembiayaan ditargetkan tumbuh 10% dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 40,01 triliun. Artinya, hingga akhir tahun ini, sedikitnya Bank Muamalat akan menyalurkan pembiayaan mencapai Rp 44,01 triliun.

Dari jumlah tersebut, tahun lalu, segmen korporasi menyumbang sebesar Rp 23,3 triliun, sedangkan segmen konsumer menyumbang Rp 16,71 triliun. "Dengan negara berpenduduk besar, perumahan masih sangat diminati. Kami akan lebih mendorong segmen konsumer khususnya KPR pada tahun ini," ujar Endy di Jakarta, Senin (10/4).


Sementara, tahun ini, Muamalat juga akan mendorong porsi pembiayaan yang tadinya mayoritas masuk ke segmen korporasi sebesar 60% dan konsumer 40%, menjadi seimbang yakni masing-masing porsinya 50%.

Porsi segmen korporasi diperkecil, karena pada tahun lalu segmen ini dinilai menyumbang rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross yang cukup tinggi yakni mencapai 3,8%. Endy menyebut, angka tersebut masih meningkat tajam, tercatat hingga Maret 2017, NPF di segmen ini berada di posisi 4,5%. Hal ini dikarenakan sektor komoditas yang masih lesu pada tahun lalu, sehingga banyak dilakukan restrukturisasi.

Sedangkan, NPF nett segmen ini terjaga di posisi 1,4%. Meski begitu, Endy menegaskan, rasio NPF gross pada tahun ini akan dapat turun ke angka 3,0% pada akhir tahun ini. "Memang masih naik, sampai Maret 2017. Tapi nanti di kuartal II bisa turun 3,5%, dan akhir tahun diharap bisa 3,0%," tutur Endy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini