Muatan balik kapal yang minim membuat biaya tidak efisien, ini kata pengusaha kapal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha perkapalan mengakui muatan balik menjadi masalah bagi pengusaha angkutan barang ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP).

Muatan balik membuat operasional dari angkutan barang tersebut tidak seimbang. Saat ini masalah muatan balik yang paling besar dirasakan oleh industri angkutan adalah di wilayah Indonesia timur.

"Ketidakseimbangan muatan balik tersebut mengakibatkan biaya operasional transportasi laut menjadi tidak efisien," ujar Ketua Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto kepada Kontan.co.id, Selasa (27/4).


Carmelita pun mengapresiasi terbitnya Peraturan Presiden nomor 27 tahun 2021 tentang penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang dari dan ke daerah 3TP.

Baca Juga: Pelni operasikan 9 trayek kapal barang pada 2021

Beleid tersebut membentuk gugus tugas untuk pengawasan serta memerintahkan kepada sejumlah menteri untuk mengoptimalkan muatan balik. Hal itu dinilai bisa menambah muatan balik.

"Walaupun tidak serta merta akan terjadi atau terbentuk keseimbangan muatan," terang Carmelita.

Carmelita bilang, pemerintah daerah dapat mendorong potensi daerah. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan itu menyebut pemerintah dapat meningkatkan investasi di daerah untuk menggenjot industri.

Pasalnya selama ini tidak meratanya pembangunan menjadi penyebab ketidakseimbangan muatan balik. Sehingga adanya industri manufaktur di daerah dapat mengisi muatan balik tersebut.

Sementara itu, Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Yahya Kuncoro mengatakan, muatan kapal tol laut Pelni mengalami peningkatan selama kuartal I tahun 2021. "Terjadi peningkatan sebesar 114% jika dibandingkan dengan triwulan I 2020," jelas Yahya.

Pada triwulan pertama tahun 2021 total muatan kapal tol laut Pelni mencapai 2.650 TEUs terdiri dari 1.662 TEUs muatan bernagkat dan 988 TEUs muatan balik. Sementara periode yang sama tahun 2020 total terdapat muatan sebesar 1.236 TEUs.

Yahya juga optimistis terhadap skema tol laut yang menggunakan konsep reguler service transportation. Diharapkan dengan hal itu perdagangan dapat tumbuh.

"Sehingga komoditas angkutan muatan berangkat dan balik dapat dimaksimalkan," ujarnya.

Selanjutnya: Kontrak kapal ternak berlanjut, Pelni optimistis muatan naik 21%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat