KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha perkapalan mengakui muatan balik menjadi masalah bagi pengusaha angkutan barang ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP). Muatan balik membuat operasional dari angkutan barang tersebut tidak seimbang. Saat ini masalah muatan balik yang paling besar dirasakan oleh industri angkutan adalah di wilayah Indonesia timur. "Ketidakseimbangan muatan balik tersebut mengakibatkan biaya operasional transportasi laut menjadi tidak efisien," ujar Ketua Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto kepada Kontan.co.id, Selasa (27/4).
Muatan balik kapal yang minim membuat biaya tidak efisien, ini kata pengusaha kapal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha perkapalan mengakui muatan balik menjadi masalah bagi pengusaha angkutan barang ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP). Muatan balik membuat operasional dari angkutan barang tersebut tidak seimbang. Saat ini masalah muatan balik yang paling besar dirasakan oleh industri angkutan adalah di wilayah Indonesia timur. "Ketidakseimbangan muatan balik tersebut mengakibatkan biaya operasional transportasi laut menjadi tidak efisien," ujar Ketua Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto kepada Kontan.co.id, Selasa (27/4).