Mubarak hari ini akan merancang pemerintahan baru setelah menolak turun tahta



DUBAI. Presiden Hosni Mobarak sedang memilih nama-nama untuk membentuk pemerintahan baru hari ini setelah menyatakan menolak untuk mengundurkan diri dari pemerintahan yang telah ia pimpin selama 30 tahun.Ribuan demonstran kembali melakukan demo di pusat kota Kairo, Alexandria, Suez dan Ismailia. Tank tentara berjaga di jalanan dan tentara telah dilengkapi dengan senjata dan gas air mata. Kekhawatiran menyebarnya kerusuhan politik di Mesir setelah pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di Mesir sebagai aksi menuntut turunnya Presiden Hosni Mubarak membuat indeks saham di Arab Saudi pun longsor terdalam sejak Mei 2010. Indeks saham Tadawul di Arab Saudi jatuh 4,4% ke angka 6.405,27 pada pukul 12:14 waktu setempat. Harga saham Saudi Basic Industries Corp turun 5,2% dan saham Al Rajhi Bank sebagai bank terbesar di Arab Saudi jatuh 4%."Ada kekhawatiran besar diantara investor bahwa efek domino akan terjadi keseluruh wilayah. Ini membuat investor keluar dari pasar saham," kata Amro Halwani broker Shuaa Capital PSC di Riyadh. Kerusuhan di Mesir memang mendapat perhatian besar dari dunia. Harga saham diseluruh dunia telah terperosok 1,4% di MSCI World Index kemarin (28/1). Bursa saham Mesir pun sudah berhenti beroperasi sejak kemarin.Harga minyak pun menanjak 4,3% menjadi US$ 89,34 per barel di New York Merchatile Exchange kemarin, sebagai reaksi kekhawatiran kerusuhan akan menyebar ke negara-negara penghasil minyak utama di Timur Tengah. Harga obligasi dollar pemerintah turun dan memberi yield naik 47 basis poin menjadi 6,78%, memperpanjang peningkatan yields minggu ini sebesar 106 basis poin.Harga-harga makanan di Mesir pun terus meningkat, Mesir mengimpor gandum jauh lebih mahal akibat ketatnya pasokan sehingga memperbesar defisit anggaran menjadi 8,1% dari GDP nasional. Sementara perekonomian Mesir harus tumbuh 7% untuk mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup bagi rakyatnya."Keadaan negara telah kacau. Semua mahal, bagaimana putra saya bisa menikah, mendapatkan pendidikan dan membangun rumah. Tidak ada lapangan pekerjaan dan kami sudah tidak memiliki harapan," kata Mona Abdelaziz salah seorang pengunjuk rasa di pusat Kairo. "Rakyat Mesir sedang menunggu tindakan pemerintah terhadap apa yang terjadi di negaranya. Keluhan mereka harus segera ditangani," kata Sekretaris Pers Gedung Putih AS Robert Gibbs.


Editor: Rizki Caturini