KAIRO. Presiden Mesir Hosni Mbarak menolak lengser dari jabatannya. Kendati begitu, dia menyetujui untuk mendelegasikan kekuasaan ke wakil presiden. Langkah ini dilakukan Mubarak setelah aksi demonstrasi besar-besaran di pusat kota Kairo terus berlangsung. Para demonstran meminta Mubarak untuk segera mundur dari jabatan yang sudah ia pegang selama 30 tahun. Mubarak (82 tahun) menegaskan dia tidak akan mundur dari jabatannya hingga digelar pemilihan umum (pemilu) pada September mendatang. Untuk operasional pemerintahan, dia menyerahkannya kepada sang wakil Omar Suleiman.Sementara itu, Adel Quora, former head of the Supreme Judicial Council of Egypt kepada stasiun televisi menyatakan, Mubarak masih memiliki hak untuk membubarkan parlemen dan mengamandemen konstitusi.Pernyataan itu membuat para demonstran yang melihat pidatonya berteriak, "Turunkan Mubarak". "Saya tidak puas dengan kondisi ini. Dia tidak berbicara apa pun. Saya tidak akan meninggalkan tempat ini," ujar Ahmed Ali, demonstran di Lapangan Tahrir. Sepertinya, langkah yang ditempuh MUbarak beresiko membuat ketegangan Mesir kian bergejolak. Padahal, dalam dua minggu sejak berlangsungnya aksi demonstrasi, 300 nyawa sudah melayang. Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Mubarak yang mengatasnamakan putra dan putrinya, kemarin malam menyatakan kalau pihak militer akan mengawasi transisi kekuasaan mulai saat ini hingga September mendatang."Saya mendeklarasikan bahwa saya akan tetap memikul tanggujawab untuk melindungi konstitusi dan kepentingan warga negara hingga kekuasaan diserahkan kepada siapapun orang terpilih," kata Mubarak di istana kepresidenan. Pimpinan oposisi Moslem Brotherhood bilang, pidato Mubarak tidak cukup. "Hal itu tidak memecahkan masalah. Aksi demonstrasi akan terus berlanjut karena mereka minta presiden untuk mundur," jelas Mohamed Saad El-Katatni.
Mubarak menolak lengser!
KAIRO. Presiden Mesir Hosni Mbarak menolak lengser dari jabatannya. Kendati begitu, dia menyetujui untuk mendelegasikan kekuasaan ke wakil presiden. Langkah ini dilakukan Mubarak setelah aksi demonstrasi besar-besaran di pusat kota Kairo terus berlangsung. Para demonstran meminta Mubarak untuk segera mundur dari jabatan yang sudah ia pegang selama 30 tahun. Mubarak (82 tahun) menegaskan dia tidak akan mundur dari jabatannya hingga digelar pemilihan umum (pemilu) pada September mendatang. Untuk operasional pemerintahan, dia menyerahkannya kepada sang wakil Omar Suleiman.Sementara itu, Adel Quora, former head of the Supreme Judicial Council of Egypt kepada stasiun televisi menyatakan, Mubarak masih memiliki hak untuk membubarkan parlemen dan mengamandemen konstitusi.Pernyataan itu membuat para demonstran yang melihat pidatonya berteriak, "Turunkan Mubarak". "Saya tidak puas dengan kondisi ini. Dia tidak berbicara apa pun. Saya tidak akan meninggalkan tempat ini," ujar Ahmed Ali, demonstran di Lapangan Tahrir. Sepertinya, langkah yang ditempuh MUbarak beresiko membuat ketegangan Mesir kian bergejolak. Padahal, dalam dua minggu sejak berlangsungnya aksi demonstrasi, 300 nyawa sudah melayang. Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Mubarak yang mengatasnamakan putra dan putrinya, kemarin malam menyatakan kalau pihak militer akan mengawasi transisi kekuasaan mulai saat ini hingga September mendatang."Saya mendeklarasikan bahwa saya akan tetap memikul tanggujawab untuk melindungi konstitusi dan kepentingan warga negara hingga kekuasaan diserahkan kepada siapapun orang terpilih," kata Mubarak di istana kepresidenan. Pimpinan oposisi Moslem Brotherhood bilang, pidato Mubarak tidak cukup. "Hal itu tidak memecahkan masalah. Aksi demonstrasi akan terus berlanjut karena mereka minta presiden untuk mundur," jelas Mohamed Saad El-Katatni.