JAKARTA. Tak ada yang baru dari visi-misi pasangan Jokowi-JK dalam kebijakan utang. Kalangan ekonom pun meragukan, pasangan capres-cawapres nomor urut dua ini bisa mewujudkan janjinya mengurangi utang. Soalnya, strategi yang bakal dilaksanakan sudah pernah diterapkan pemerintahan saat ini dan hasilnya nilai utang tetap meningkat. Kepala Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII), Juniman, mengapresiasi janji Jokowi-JK. Pemerintah memang perlu mengendalikan utang agar tidak membahayakan perekonomian. "Tapi, pelaksanaannya tidak semudah diucapkan," kata Juniman, Senin (9/6). Menurut Juniman, jika pemerintah berniat mengurangi utang, harus ada perubahan mindset. Pemerintah harus mengubah defisit anggaran menjadi surplus dengan cara meningkatkan penerimaan dan mengurangi pengeluaran. "Penerimaan terbesar dari pajak, jadi tax ratio harus dinaikkan agar penerimaan bertambah," katanya.
Mudah diucapkan, sulit dilaksanakan
JAKARTA. Tak ada yang baru dari visi-misi pasangan Jokowi-JK dalam kebijakan utang. Kalangan ekonom pun meragukan, pasangan capres-cawapres nomor urut dua ini bisa mewujudkan janjinya mengurangi utang. Soalnya, strategi yang bakal dilaksanakan sudah pernah diterapkan pemerintahan saat ini dan hasilnya nilai utang tetap meningkat. Kepala Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII), Juniman, mengapresiasi janji Jokowi-JK. Pemerintah memang perlu mengendalikan utang agar tidak membahayakan perekonomian. "Tapi, pelaksanaannya tidak semudah diucapkan," kata Juniman, Senin (9/6). Menurut Juniman, jika pemerintah berniat mengurangi utang, harus ada perubahan mindset. Pemerintah harus mengubah defisit anggaran menjadi surplus dengan cara meningkatkan penerimaan dan mengurangi pengeluaran. "Penerimaan terbesar dari pajak, jadi tax ratio harus dinaikkan agar penerimaan bertambah," katanya.