JAKARTA. Indonesia memang belum memastikan diri untuk bergabung dengan blok dagang Trans Pacific Partnership (TPP). Namun, gaung perdagangan bebas antar negara di di pasifik tersebut banyak mengundang pro dan kontra bagi pelaku bisnis. Saat ini masih banyak pembahasan mengenai untung dan rugi jika ikut TPP ini. Setidaknya, ada dua masalah penting dalam perdebatan TPP, yaitu investasi dan daya saing. Indonesia saat ini getol menarik investasi. Namun industri Indonesia sulit bersaing di pasar bebas TPP. I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian menilai, untuk bergabung dengan TPP, kebutuhannya tak hanya kesiapan pelaku industri saja, tetapi juga kesiapan pemerintahnya.
Mudarat TPP lebih besar ketimbang manfaat
JAKARTA. Indonesia memang belum memastikan diri untuk bergabung dengan blok dagang Trans Pacific Partnership (TPP). Namun, gaung perdagangan bebas antar negara di di pasifik tersebut banyak mengundang pro dan kontra bagi pelaku bisnis. Saat ini masih banyak pembahasan mengenai untung dan rugi jika ikut TPP ini. Setidaknya, ada dua masalah penting dalam perdebatan TPP, yaitu investasi dan daya saing. Indonesia saat ini getol menarik investasi. Namun industri Indonesia sulit bersaing di pasar bebas TPP. I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian menilai, untuk bergabung dengan TPP, kebutuhannya tak hanya kesiapan pelaku industri saja, tetapi juga kesiapan pemerintahnya.