Mudik didominasi moda transportasi darat, berikut langkah antisipasinya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Litbang Perhubungan memprediksi pemudik tahun ini lebih banyak didominasi penggunaan transportasi darat. 

Sejumlah personel seperti kepolisian, Kementerian Perhubungan, Bina Marga, dan personel lainnya telah menyiapkan rencana untuk mengantisipasi kendala yang biasa terjadi saat mudik, khususnya jalur darat.

Pemudik tahun ini diprediksi sebanyak 18,2 juta orang yang berasal dari Banten, Jabodetabek, dan Bandung. Sedangkan ditinjau dari jumlah pengguna, moda bus paling dipilih oleh pemudik sebanyak 14,89% kemudian diikuti mobil pribadi 28,9%, kereta api 16,7%, pesawat 9,5%, dan sisanya sepeda motor 6,3%.


Ketua Umum MITI, Prof Agus Taufik Mulyono menjelaskan dominasi angkutan darat menuntut kesiapan manajemen infrastruktur, rekayasa lalu lintas dan kesiagaan seluruh personel.

"Baik itu oleh Kepolisian, Perhubungan, Bina Marga, dan operator jalan tol yang menjadi kunci kelancaran arus mudik Lebaran Tahun ini," jelasnya dalam acara diskusi publik persiapan menjelang mudik, Selasa (21/5).

Sementara, Kepala Banda Pengatur Jalan Tol (BPJT) Prof Danang Parikesit juga menjelaskan dengan beroperasinya jalan tol Trans Jawa dan sebagian Trans Sumatera, tantangan terbesarnya adalah memastikan keselamatan dan transformasi digital untuk meningkatkan keamanan.

"Untuk meningkatkan keselamatan pemudik, Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan harus memastikan kelengkapan rambu, marka, penerangan jalan umum, dan penempatan petugas lapangan di titik rawan kecelakaan," jelasnya.

Menurut Danang, prediksi angkutan bus yang masih digunakan oleh sepertiga pemudik juga perlu didukung dengan penyelenggaraan terminal bus yang lebih profesional. Terutama untuk melindungi pemudik dari angkutan gelap.

Wacana rekayasa lalu lintas satu arah harus tetap memberikan prioritas kepada angkutan bus melalui penyediaan High Occupancy Lane (HOV).

Kabag Ops Korlantas Polri, Kombes Benyami menjelaskan penerapan one way ini sudah dipastikan akan dilakukan pada 30-31 Mei dan 1-2 Juni di Tol Cikampek. Untuk arus balik jalan satu arah akan mulai dilakukan 7-9 Mei 2019.

"Namun untuk waktunya masih menyusul karena masih diformulasikan waktu yang terbaik agar masyarakat yang berangkat dan arus balik sama-sama diuntungkan," jelasnya.

Benyamin menyatakan waktu dan operasi one way akan dikondisikan dengan baik sehingga tidak ada konsumen terlantar di terminal karena bus dari arah balik tertahan oleh sistem satu arah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .