Mudik, TKI bawa Rp 1,7 triliun ke Jatim



SURABAYA. Hingga H-2 Lebaran, para pekerja migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mudik ke Jawa Timur (Jatim) mulai meningkat. Mereka mendominasi di terminal kedatangan Teminal 2 Bandara Juanda Surabaya.

Informasi yang terkumpul dari Posko Lebaran Terpadu di Bandara Juanda, ada peningkatan penumpang internasional di kedatangan. "Di antara mereka adalah para TKI yang mudik ke kampung halaman," kata Humas PT Angkasa Pura 1 Juanda, Liza Anindya, Senin (4/7).

Sesuai data yang terekap hingga saat ini, jumlah penumpang internasional meningkat 11% dibanding tahun lalu pada periode yang sama H-2. Pada 2015 jumlah penumpang pada H-2 sebanyak 5.827, sementara tahun ini menjadi 6.140 penumpang.


Penumpang domestik juga meningkat. Meski lonjakan peningkatan penumpang tak seramai pada H-4 pada Sabtu lalu. Tercatat jumlah penumpang yang memadati Bandara Juanda sebanyak 55.379 orang, meningkat 13% dibanding periode yang sama 2015 sebanyak 48.853 penumpang.

Barang bawaan yang menyertai penumpang saat mudik H-2 ini juga meningkat di penerbangan internasional. Salah satu yang mendominasi barang bawaan adalah dari TKI. Kargo international meningkat dari  24.527 kg di 2015 meningkat 25% jadi 30.759 kg pada tahun ini.

Sementara, kargo domestik pada H-2 menurun dibanding Lebaran tahun lalu. Pada Lebaran tahun lalu kargo yang terangkut sebanyak 214.297 kg, kini menjadi  166.275 kg atau turun 22%.

Kepala Disnaker Jatim Sukardo memprediksi TKI asal Jatim yang pulang kampung untuk berlebaran tahun ini membawa pulang dana Rp 1,7 triliun. Selain uang, para TKI juga membawa bawaan lebih banyak untuk oleh-oleh mudik ke kampung. Untuk uang sebagian besar ditransfer.

"Jumlah uang yang diedarkan ke kampung halaman kami prediksi menurun. Tahun lalu bisa Rp 2 triliun. Sebab, Indonesia memutuskan moratorium TKI ke Arab Saudi," kata Sukado.

Saat ini, total TKI termasuk TKW Jatim yang bekerja di luar negeri sekitar 300.000 orang. Sejumlah besar berasal dari Tulungagung, Trenggalek, Madura, Kediri, dan daerah lainnya. Mereka kebanyakan ke Malaysia, Hongkong, dan Arab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini